TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Thailand menyarankan warganya agar berada di dalam rumah atau gedung serta minum banyak air akibat cuaca panas berkepanjangan yang dialami negara itu selama 65 tahun terakhir. Bahkan suhu rata-rata mencapai lebih dari 40 derajat Celsius di beberapa daerah.
Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 28 April 2016, Departemen Meteorologi Thailand mengatakan rata-rata suhu di seluruh negara melebihi tingkat pencegahan, dan cuaca panas diprediksi akan terus berlanjut.
Pada April, rata-rata suhu di kebanyakan daerah mencapai 40 derajat Celsius dan sering kali mencapai hingga 44.3 derajat Celsius.
Pihak berwenang juga mengingatkan masyarakat risiko tenggelam akibat banyak anak akan mengunjungi daerah pantai, kolam, dan danau untuk mandi guna mengatasi cuaca panas. Sejak awal bulan ini, sebanyak 135 anak-anak di Thailand dilaporkan tenggelam.
Sementara itu, hewan di kebun binatang juga telah diberi makan buah-buahan dingin agar suhu tubuh mereka tetap terjaga. Gelombang panas juga turut memicu rekor baru konsumsi energi, dan untuk itu pemerintah telah memberi peringatan untuk tetap menjaga kesehatan.
"Sampai sekarang kami dapat mengatakan kami telah memecahkan rekor untuk suhu tertinggi selama durasi terpanjang di 65 tahun, dan musim ini belum berakhir," kata Surapong Sarapa, Kepala Divisi Ramalan Cuaca Departemen Meteorologi, seperti yang dilansir Times Colonist.
Cuaca panas ekstrem tersebut dipicu oleh El Nino, yang juga menjadi penyebab kekeringan terburuk dalam beberapa dekade di seluruh wilayah. Tetangga Thailand, Kamboja, juga telah menyalahkan cuaca panas atas kematian gajah terlatih mereka yang biasa membawa wisatawan di kompleks kuil Angkor Wat yang terkenal.
CHANNEL NEWS ASIA|TIMES COLONIST|YON DEMA