TEMPO.CO, Jakarta - Eropa akan dilanda bencana mematikan yang muncul sekali dalam satu abad mengikuti cuaca dan bencana ekstrim yang datang setiap tahun. Temuan ini disampaikan Giovanni Forzieri, penulis utama dan ilmuwan dari Institut Komisi Eropa untuk Lingkungan dan Keberlanjutan, yang mempublikasikannya di jurnal Climatic Changes.
Dia mengatakan bencana kebakaran hutan, banjir sungai, dan angin ribut yang melanda daerah tertentu di benua setiap tahun akan mencapai puncaknya pada 2050. "Ini harus menjadi peringatan bagi pemerintah dan lembaga-lembaga yang bertugas mempersiapkan solusi dan strategi adaptasi," kata Forzieri.
Proyeksi itu, seperti dikutip dari Independent, Senin, 25 April 2016, didasarkan pada prediksi ilmuwan yang menganggap suhu permukaan bumi naik sekitar 2 derajat Celsius pada 2050. "Di Spanyol, Anda akan melihat setidaknya dua bahaya saban tahun pada 2080 yang--dalam iklim saat ini--hanya muncul sekali dalam 100 tahun."
Studi menyimpulkan, Eropa akan mengalami peningkatan yang progresif dan kuat dari ancaman perubahan iklim secara keseluruhan dengan dampak khusus di daerah selatan dan barat. Dikatakan dia, seluruh pesisir Mediterania Eropa akan dihadapkan pada bencana kekeringan ekstrem, banjir wilayah pesisir, dan gelombang panas.
Sementara itu, kesepakatan iklim global dunia--yang ditandatangani 170 negara di Paris Desember lalu--telah menetapkan target kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celsius. Namun beberapa ilmuwan berpendapat, tingkat konsumsi bahan bakar fosil saat ini dapat menaikkan suhu hingga 4 derajat Celcius atau bahkan lebih tinggi.
"Tidak ada gambaran komprehensif tentang bagaimana iklim ekstrem akan berkembang pada abad ke-21," kata Forzieri dalam pertemuan Geosains Uni Eropa di Wina, tempat ia mempresentasikan temuannya tersebut.
INDEPENDENT.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA