TEMPO.CO, Kabul - Sedikitnya 22 orang tewas dan 208 lainnya luka-luka ketika seseorang meledakkan diri di dekat kantor Kementerian Pertahanan di jantung ibu kota Afganistan, Kabul, Selasa, 19 April 2016.
Wartawan Aljazeera, Qais Azimy, melaporkan dari Kabul bahwa ledakan bom bunuh diri itu menghantam pusat kota saat jam sibuk. "Serangan itu diklaim dilakukan Taliban," katanya.
"Informasi yang kami peroleh dari sumber kepolisian menyebutkan seorang pelaku bom bunuh diri mengendarai sebuah kendaraan berisi bahan peledak, selanjutnya dia meledakkan diri. Target serangan bom bunuh diri itu adalah konvoi angkatan bersenjata Afganistan di gedung Kementerian Pertahanan," ujarnya.
Azimy melanjutkan, "Beberapa saksi mata mengatakan kepada kami bahwa serangan bom itu disusul adu tembakan senjata api. Polisi yakin ada beberapa penyerang lain tak jauh dari gedung Kementerian."
Polisi menjelaskan, ada kemungkinan jumlah korban tewas bakal bertambah.
Juru bicara kepolisian, Basir Mujahid, mengatakan kepada Aljazeera bahwa ledakan bom itu disusul saling tembak antara penyerang dan petugas keamanan. Pasukan khusus Afganistan langsung mendatangi tempat kejadian.
"Taliban masih berperang melawan pasukan keamanan," kata Mujahid.
Dalam sebuah pernyataan yang diterima media, Istana Presiden mengutuk serangan itu dengan menyebutnya sebagai serangan paling dahsyat.
"Ledakan telah menyebabkan kerusakan besar gedung pemerintah," tutur Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, kepada Aljazeera.
Serangan itu pertama kali dilancarkan sejak Taliban mengumumkan mengurangi serangan pekan lalu. Kedutaan besar Amerika Serikat mengatakan ledakan tersebut tidak berdampak sama sekali terhadap bangunan kedutaannya. Demikian pula NATO di Afganistan.
ALJAZEEERA | CHOIRUL AMINUDDIN