TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 28 orang dilaporkan meninggal akibat gempa berkekuatan 7,8 SR yang melanda Ekuador, Sabtu malam, 16 April 2016, waktu setempat.
“Berdasarkan informasi sementara, ada 16 korban tewas di Portoviejo, 10 di Manta, dan 2 di Guayas," kata Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas dalam sebuah tayangan televisi, seperti dilansir dari NBC News, Minggu, 17 April 2016. Glas mengatakan pemerintah saat ini masih terus mengumpulkan informasi.
Presiden Rafael Correa mengatakan situasi darurat berada di wilayah Esmeraldas, Los Rios, Manabi, Santa Elena, Guayas, dan Santo Domingo. Guncangan sangat kuat terasa di ibu kota, Quito.
"Saya sedang menonton film dan seketika semuanya bergetar. Saya berlari keluar dan sekarang saya tak tahu apa yang akan terjadi," kata Lorena Cazares, 36 tahun, seorang pekerja di Quito. Televisi lokal melaporkan rumah-rumah di Esmeraldas runtuh dan listriknya padam.
Pacific Tsunami Warning Center menyatakan gempa berpotensi memicu tsunami. Tsunami mungkin terjadi di negara-negara di sekitar Samudra Pasifik. Ombak yang menuju Ekuador dilaporkan bisa mencapai satu meter di atas batas gelombang. Tsunami dengan ketinggian kurang dari tiga meter bisa menghantam wilayah, seperti Australia, Pulau di Hawaii, dan Taiwan. (Baca: Gempa 7,8 SR di Ekuador Berpotensi Tsunami)
Baca Juga:
NBC NEWS | VINDRY FLORENTIN