TEMPO.CO, Jakarta - Bayi 8 bulan ditemukan masih hidup oleh tim penyelamat di reruntuhan rumah yang hancur akibat gempa yang terjadi di Jepang pada Kamis malam, empat jam sebelum gempa susulan dengan kekuatan 7,1 skala Richter terjadi di lokasi yang sama, yakni Pulau Kyushu, tepatnya di Kumamoto.
“Sebuah keajaiban bayi itu tak terluka,” ujar juru bicara pemadam kebakaran Kumamoto Higashi, Hidenori Watanabe, seperti dikutip dari CNN, Sabtu, 16 April 2016. Adapun ibu bayi dan neneknya berhasil melarikan diri.
Tim penyelamat diberi tahu bahwa ada bayi di dalam rumah yang roboh, tapi alat berat tidak dapat digunakan di lokasi akibat gempa susulan. Setelah enam jam bayi itu terjebak, akhirnya ia bisa ditarik dari puing-puing pada Jumat pagi.
Watanabe menuturkan gadis kecil itu akhirnya ditemukan dengan kondisi selamat di tengah puing-puing di ruang bawah salah satu pilar rumah.
Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter melanda Kota Mashiki, Kumamoto, Jepang selatan, pada Kamis malam, 14 April 2016, pukul 21.26 waktu setempat. Selang beberapa jam kemudian, gempa kembali terjadi di Kumamoto dengan kekuatan 7,1 skala Richter pada Sabtu pukul 01.25 waktu setempat atau Jumat pukul 15.25 waktu GMT.
Menurut wartawan BBC, Rupert Wingfield Hayes, ada kekhawatiran sejumlah orang mungkin terjebak di dalam reruntuhan bangunan setelah gempa mengguncang. Ia juga mengatakan gempa baru tersebut mengakibatkan beberapa jalan rusak.
Hayes berujar, ribuan orang memenuhi jalanan dan taman. Mereka tampak bingung dan ketakutan. Ia mengatakan gempa susulan terus melanda di daerah tersebut. Upaya menyelamatkan orang, kata dia, menjadi fokus utama.
Gempa terbaru itu juga mengakibatkan gelombang air laut naik setinggi 1 meter. Tamu yang berada di hotel dekat Kumamoto Castle menyelamatkan diri di lobi hotel. Adapun otoritas nuklir Jepang mengatakan pabrik nuklir Sendai tidak mengalami kerusakan akibat gempa tersebut.
CNN | BBC | BAGUS PRASETIYO