TEMPO.CO, Moskow - Sejumlah Arkeolog Rusia menyatakan kesediannya membantu membangun kembali Palmyra, Suriah, setelah kota tua itu direbut kembali dari militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Menurut laporan media setempat dan kelompok pemantau, pasukan pemerintah Suriah didukung kekuatan udara Rusia berhasil menguasai kota tersebut pada awal Maret 2016 setelah berhari-hari melakukan gempuran intensif.
Palmyra yang juga dikenal sebagai "jembatan padang pasir" dulu menjadi kawasan atraktif bagi ribuan wisatawan mancanegara setiap tahun sebelum terjadi konflik bersaudara pada 2011.
Pada Mei 2016, ISIS menguasai Palmyra dengan menimbulkan masalah di sana selama beberapa hari dan merusak sejumlah monumen bersejarah di Kota Palmyra. Kelompok ini juga menghancurkan penjara Tadmur, tempat memeram ribuan penentang pemerintah yang kerap disiksa di sini.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN