TEMPO.CO, London - Pakar psikolog kenamaan asal Inggris menyebut Ben Innes, warga Inggris yang selfie ria dengan pembajak pesawat EgyptAir, sebagai narsisisme murni.
Terry Apter, dosen psikologi di Universitas Cambridge, mengatakan tindakan nekat Innes kemungkinan merupakan hasil dari keanehan di abad modern dan korban media sosial.
"Dalam budaya modern orang cenderung akan masuk ke ‘auto mode’ ketika kamera menunjuk ke arah mereka dan tersenyum, bahkan dalam situasi yang menakutkan atau mengganggu," kata Apter, seperti yang dilansir Independent pada 30 Maret 2016.
Baca juga: TERKUAK: Pembajakan EgyptAir Cuma Gara-gara Wanita
Apter menambahkan, Innes adalah korban perkembangan zaman yang ingin selalu mengabadikan kehadiran dan partisipasi dalam setiap peristiwa untuk dipamerkan di media sosial guna disiarkan ke seluruh dunia. "Kesempatan ini bisa membuat kita benar-benar menjadi bodoh," ujarnya.
Apter menganggap Innes adalah tipikal orang yang ingin selalu ditanggapi oleh orang lain, tapi selama ini mungkin jarang didapatnya, sehingga cara ekstrem pun dilakukan. Hal tersebut adalah perbuatan narsis murni yang sangat tidak pantas.
Baca juga: Pembajak EgyptAir Titip 4 Lembar Surat untuk Istri di Siprus
Ben Innes merupakan sandera pesawat EgyptAir yang meminta untuk ber-selfie dengan pembajak pesawat berkenaan sebelum mereka dibebaskan. Dia kemudian mengirim gambar selfie-nya bersama pembajak, Seif Eldin Mustafa, yang didakwa menggantung bom palsu pada badannya ke media sosial.
Foto sudah mulai beredar di media sosial sebelum situasi penyanderaan itu berakhir, mengisyaratkan bahwa Innes mulai berbagi gambar tersebut bahkan sebelum dia turun dari pesawat.
Pria berusia 26 tahun yang berasal dari Leeds dan menetap di Aberdeen terlihat tenang sambil tersenyum meskipun dalam keadaan menakutkan.
INDEPENDENT | YON DEMA