TEMPO.CO, Beijing - Kecelakaan di tambang batu bara kembali terjadi di Cina. Petaka terbaru ini diyakini paling dahsyat yang pernah terjadi tahun ini. Setidaknya 19 orang tewas dalam kecelakaan pada Rabu malam, 23 Maret 2016, di tambang dekat Shanxi utara milik perusahaan Shanxi Datong Coal Mine Group.
Seperti dilansir laman Al Jazeera pada Kamis, 24 Maret 2016, Liga Pemuda Komunis wilayah itu melalui media sosial resminya menyatakan 129 penambang bertugas ketika peristiwa tersebut, 110 di antaranya dinyatakan selamat. Adapun penyebab kejadian itu masih dalam penyelidikan.
"Penyebab kecelakaan masih belum diketahui. Bisa saja api, kebocoran gas, atau banjir," kata Florence Looi, wartawan Al Jazeera di Beijing. Cina merupakan produsen batu bara terbesar di dunia. Kecelakaan maut di sektor itu dianggap hal biasa.
Pejabat pemerintah menuturkan jumlah kematian di lokasi tambang di negara itu meningkat tajam sejak dekade lalu, kurang dari seribu tahun. Diketahui, banyak kecelakaan terjadi karena korupsi dalam kalangan pengusaha yang lebih mencari keuntungan besar dibanding keselamatan pekerja.
Setidaknya 21 orang tewas dalam kebakaran di sebuah tambang di Heilongjiang timur laut pada November 2015. Awal bulan ini di Provinsi Jilin timur laut, setidaknya 12 orang tewas setelah adanya kebocoran gas di sebuah tambang batu bara.
Pemerintah telah mengatakan perbaikan keamanan telah mengurangi angka kematian dalam beberapa tahun terakhir. Angka kematian dalam kecelakaan pertambangan selama 2014 mencapai 930 jiwa, kontras dengan statistik pada 2002, ketika 7.000 orang tewas dalam kecelakaan di sektor ini.
AL JAZEERA | YON DEMA
BACA JUGA
Cerita di Balik Keributan Rizal & Sudirman Soal Blok Masela
Hanura: Ahmad Dhani Berbahaya, Sudahlah Ngurus Musik Saja...