TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Inggris, Shealyn Caulfield (17), selamat dari serangan teror di Brussels, Belgia, karena ketinggalan kereta. Shealyn dan beberapa rekannya sedang melakukan kunjungan ke Belgia saat serangan mematikan melanda Bandar Udara Zavantem dan stasiun kota di pinggiran Maalbeek.
"Kami melewatkan keberangkatan pertama kereta ke bandara, jadi kami telat sekitar 10 menit dari jadwal seharusnya, dan selamat dari bom yang berselang beberapa menit," ujar Shaelyn seperti dilpaorkan Mirror, Selasa, 22 Maret 2016.
Setelah datang ke bandara dan menyadari telah terjadi serangan bom, ia dan rekan-rekannya segera mencari pintu darurat untuk kembali ke stasiun kota. Saat itu, ia diberi tahu jika stasiun kota tempatnya berangkat tadi pagi juga telah di serang. "Stasiun kota tempat kami berada pagi ini, yang ada tempat di luar hotel kami, juga telah dibom," kata Shaelyn.
Baca Juga: Kemenlu RI: Tidak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Brussels
Shaelyn dan rekan-rekannya berencana pergi ke Amsterdam sebelum akhirnya pulang ke Inggris. Jadwal keberangkatan pesawat pukul 10.50 pagi waktu setempat. Namun serangan lebih dulu terjadi.
Serangan ini membuatnya tertahan di Brussels dan hanya bisa mengabari keluarganya via telepon. "Kami pergi ke pub dengan masyarakat sekitar sambil menonton berita dan mengabari keluarga. Aku memberikan cokelat kepada semua orang di pub agar mereka bisa sedikit tersenyum," kata Shaelyn.
Serangan di Stasiun Zavantem dan stasiun kereta bawah tanah di pinggiran Maalbeek mengakibatkan 34 orang tewas dan 170 orang terluka.
Serangan ini membuat keamanan di seluruh Eropa ditingkatkan. Pasalnya, serangan teror sebelumnya juga terjadi di Turki dan Paris, Prancis. Serangan ini hanya berselang sehari setelah Belgia menangkap dalang serangan teror mematikan di Paris pada November lalu, Salah Abdeslam.
EGI ADYATAMA | MIRROR