TEMPO.CO, Brussels -Teror tiga bom di Brussels menimbulkan suana mencekam di transportasi publik di Ibukota Belgia tersebut. Sedikitnya 34 orang tewas dan 100 lebih terluka dalam bom yang mengguncang Brussels sekitar pukul 08.00 waktu setempat, Selasa, 22 Maret 2016 itu.
Koresponden Tempo di Brussels yang tengah berada di sebuah kampus termasuk diantara warga yang panik karena mendadak transportasi publik distop pagi.
Mariejke, 28 tahun, seperti biasa naik kereta api metro menuju kafe tempatnya bekerja di pusat kota Brussels. Dia membuka kafenya tepat 07.30. Sejurus kemudian 30 menit seorang tamunya mengabarkan: ada bom meledak di Bandara Zaventem yang terletak sekitar 15 kilometer dari pusat kota.
Lewat sosial media, informasi bom di bandara sekitar pukul 08.00 pagi itu menyebar dalam hitungan detik. Orang-orang ramai membincangkan di pagi yang biasanya tenang itu.
Banyak orang mulai cemas, apalagi seluruh akses dan transportasi ke bandara ditutup. Lewat televisi dan radio, pemerintah mengumumkan status siaga 4 yang menandakan Brussels tengah genting.
Lalu para penumpang di stasiun kereta api Gare Central di pusat Brussels dievakuasi. Warga kota yang sebagian belum mengerti dibuat kaget dengan datangnya suara beberapa helikopter yang hilir mudik ke pusat kota. Rupanya kabar mengejutkan beredar, terjadi ledakan bom susulan di stasiun metro Maelbeek. Belasan orang dikabarkan tewas.
Tepat jam 09.28 perusahaan transportasi publik Brussels STIB mengumumkan semua stasiun metro ditutup dan seluruh transprotasi publit tidak beroperasi hari ini. Orang-orang diminta menghindari tempat ramai.
Jalanan dipenuhi orang yang terpaksa berjalan kaki. Tempo terpaksa berjalan kaki dari kampus ke pusat kota. Polisi dan sejumlah personil tentara bersenjata lengkap tampak di banyak lokasi.
Kepanikan juga ditambah karena para ibu yang sebelumnya mengantar anak-anak mereka ke sekolah sibuk menelpon. Pengelola sekolah menganjurkan para orang tua tetap tenang. Disebutkan semua gedung sekolah tertutup rapat dengan penjagaan super ketat.
Pemerintah juga menetapkan Kode Merah di semua rumah sakit di wilayah Brussels. Kode Merah ini ditetapkan dalam keadaan gawat darurat.
Semua dokter dari berbagai bidang disiagakan untuk menangani para korban yang kemungkinan bertambah. Selanjutnya akses masuk Brussels ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Polisi juga menutup akses perimeter radius dua kilometer dari Kantor Pusat Parlemen Uni Eropa yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari stasiun Maelbeek.
Semua orang yang lewat diperiksa identitasnya. Hingga berita ini diturunkan, lusinan mobil ambulans hilir-mudik dan suara-suara sirene polisi terdengar meraung-raung.
ASMAYANI KUSRINI (BRUSSELS)