TEMPO.CO, Fountain Hills - Kampanye Donald Trump di Phoenix, Sabtu, 19 Maret 2016, sempat tertunda selama satu jam akibat aksi warga yang memprotes kandidat calon Presiden Amerika dari Partai Republik ini. Mereka memblokade jalan menggunakan mobil dan membentuk dinding manusia (human wall).
Jalan Trump menuju lokasi reli diblokade sepasang truk pikap yang didekorasi dengan banner bertulisan “Comb Over Racism: Dump Trump” dan “Shut Down Trump”. Tak lama kemudian, puluhan warga yang melakukan aksi protes memenuhi jalanan. Mereka memegang tanda bertulisan “Love Trumps Hate” dan “Stand Against Racism”. Ada pula yang bertulisan “Combat White Supremacy”.
Kepolisian setempat membubarkan massa dan menahan tiga orang. “Intimidasi terhadap Trump dan Presiden Amerika selanjutnya tidak akan terjadi. Tidak di kota ini,” kata Kepala Kepolisian Maricopa Joe Arpaio, seperti dilansir dari The Washington Post, Ahad, 20 Maret 2016.
Arpaio mengatakan hal itu di depan Donald Trump dan ribuan pendukung Trump dalam reli di Fountain Park. Arpaio terkenal kontroversial karena merendahkan martabat tahanannya, menggunakan kantornya untuk menangkap imigran ilegal, dan mempercepat deportasi. Ia bahkan tampil bersama Trump beberapa kali saat kampanye.
Saat blokade itu, kepolisian menyingkirkan dua truk dan sejumlah warga meresponsnya dengan membentuk dinding manusia. Setelah petugas kepolisian mulai menangkap warga yang melakukan aksi protes tersebut, jalan kembali lancar.
Setelah jalan lancar, kampanye Trump berlangsung. Selama kampanye, Trump tampil di panggung menggunakan topi merahnya bertulisan “Make America Great Again”. Ia berbicara di bawah sinar matahari selama kurang dari 25 menit.
Dalam pidatonya, Trump menyinggung banyak isu kontroversial yang dipermasalahkan warga yang melakukan protes. Ia mengatakan akan membangun tembok besar di sepanjang perbatasan Meksiko, menghentikan imigrasi ilegal, serta melarang imigran Suriah dan menghilangkan kebenaran politik.
Blokade anti-Trump di Arizona, Sabtu lalu, justru memperdalam kekaguman Geneva Arthin terhadap Trump. “Mereka melawan Trump, tapi Trump tidak takut karena justru mereka yang takut kalah dari Trump,” kata wanita berusia 77 tahun yang telah mantap memilih Trump itu.
Saat Trump berbicara, beberapa warga yang melakukan protes dikeluarkan dari lokasi. Di antara mereka, ada empat wanita dan seorang pria dengan topi tentara Amerika. Di topinya tertulis “Vets to Trump: End hate speech against Muslims.”
Jay Helser, salah seorang warga yang melakukan protes, mengatakan Trump telah menyinggung diri sendiri, yang beristri wanita Meksiko. “Dia menyinggung istri saya sebagai wanita dan sebagai Amerika Meksiko,” katanya.
THE WASHINGTON POST | VINDRY FLORENTIN