TEMPO.CO, Manila - Radullan Sahiron, pemimpin kelompok militan bersenjata Abu Sayyaf, berhasil dilukai pasukan keamanan Filipina saat terjadi kontak senjata pada Jumat, 18 Maret 2016.
Namun pemimpin kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan telah lama menjadi target Amerika Serikat itu berhasil melarikan diri.
Departemen Luar Negeri Amerika memasukkan Sahiron di daftar target operasi. Kepalanya dihargai US$ 1 juta (Rp, 13, 1 miliar). Dia dituduh terlibat penculikan wisatawan Amerika pada 2001.
"Ada laporan intelijen bahwa Radullan Sahiron terluka dalam baku tembak," kata Jenderal Alan Arrojado, mengacu pada bentrokan antara tentara dan sekitar 100 milisi Abu Sayyaf di pulau selatan Jolo. "Kami tidak tahu di mana ia dilukai, tapi salah satu asistennya ditembak di kaki."
Arrojado menambahkan, beberapa milisi lain ikut terluka, sedangkan tujuh gerilyawan dan seorang tentara tewas. Pasukan keamanan terus mengejar milisi yang melarikan diri.
Abu Sayyaf adalah kelompok bersenjata yang dikenal kerap melakukan penculikan, pemenggalan kepala, bom, dan pemerasan. Kelompok ini beranggotakan pemberontak Islamis garis keras yang bermarkas di selatan Filipina.
Arrojado mengatakan Sahiron terlibat penculikan 20 turis, termasuk tiga warga Amerika, di sebuah resor di Pulau Palawan pada 2001. Seorang warga Amerika, Guillermo Sobero, dipenggal, sedangkan seorang lainnya, Martin Burnham, tewas dalam operasi penyelamatan setahun kemudian. Istrinya, Gracia, mengalami luka.
Pekan lalu, Abu Sayyaf mengancam akan mengeksekusi dua orang warga Kanada dan seorang Norwegia jika tuntutan uang tebusan tidak segera dipenuhi dalam sebulan.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA