TEMPO.CO, Seoul - Gempa buatan berkekuatan 2,2 skala Richter telah terdeteksi di Korea Utara. Ledakan dicurigai sebagai pemicu terjadinya gempa buatan.
Pejabat administrasi meteorologi Korea (KMA) mencatat gempa berkekuatan 2,2 skala Richter mengguncang Korea Utara pada Rabu, 16 Maret 2016, sekitar pukul 12.30 siang waktu setempat. Gempa berpusat sekitar 34 kilometer (21 mil) sebelah tenggara Pyongyang, ibu kota Korea Utara.
Seperti yang dilansir BBC pada 16 Maret 2016, pihak KMA telah mengesampingkan bahwa gempa tersebut merupakan hasil dari uji coba nuklir jika dilihat dari lokasi dan besaran gempa.
"Gempa diyakini bukan hasil dari uji coba nuklir, mengingat lokasinya atau besarnya," lapor kantor berita pemerintah Korea Selatan, Yonhap, mengutip pernyataan seorang pejabat KMA.
Yonhap juga melaporkan pusat gempa berada pada kedalaman 1 kilometer yang menunjukkan hal itu mungkin karena peledakan yang diciptakan oleh pekerja.
Gempa buatan tersebut terdeteksi sehari setelah Korea Utara mengumumkan untuk kembali melakukan tes hulu ledak nuklir pada Selasa lalu.
Ancaman terbaru Korea Utara menjadi keprihatinan bagi masyarakat internasional. Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi terberatnya terhadap rezim Kim Jong-un setelah negara itu mengumumkan mereka melakukan uji coba nuklir keempat di bulan Januari dan diikuti dengan peluncuran roket pada bulan Februari.
Sebelumnya, pada Senin, KMA juga mencatat Korea Utara diguncang gempa dengan kekuatan 3,3 skala Richter. Namun para pejabat Korea Selatan mengatakan indikasi menunjukkan ini adalah kejutan gempa yang terjadi secara alamiah.
Gempa Korea Utara menjadi momok menakutkan bagi Korea Selatan dan sekutunya, terutama setelah gempa buatan berkekuatan sebesar 4,8 skala Richter pada Januari lalu. Korea Utara saat itu ternyata melakukan uji coba nuklir di dekat Punggye-ri di bagian timur laut negara itu.
BBC|IB TIMES|YON DEMA