TEMPO.CO, New York- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon meminta maaf di hadapan Dewan Kemananan PBB atas skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh pasukan penjaga perdamaian selama beroperasi di beberapa negara.
Ban mengatakan skandal ini telah mencoreng reputasi PBB. Ban mendesak negara-negara pelaku mencari jalan keluar mereka. Seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Kamis, 11 Maret 2016, Ban berjanji untuk mempercepat penyelidikan, memperluas informasi tentang kasus pelecehan dan eksploitasi seksual di laman PBB.
Dalam laporan kasus pelecehan seksual anak oleh pasukan penjaga perdamaian PBB seperti dikutip dari ABC News, 3 Maret 2016, Ban merinci ada 69 kasus hingga akhir tahun 2015. Jumlah kasus pelecehan seksual anak meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 52 kasus, dan lebih tinggi dari tahun 2013 dengan 66 kasus.
Baca juga: AS Desak Hukum Pasukan Perdamaian PBB yang Lecehkan Anak
Sedikitnya 22 kasus di 2015 terjadi pada misi pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah. Sejumlah tentara penjaga perdamaian di daerah itu dilaporkan membayar sejumlah uang atau memaksa anak-anak melakukan hubungan intim.
Baca Juga:
Sering pelaku bebas dari hukuman karena pasukan penjaga perdamaian PBB berada di bawah juridiksi legal negara mereka masing-masing.
Setelah Republik Afrika Tengah, kasus pelecehan terbesar kedua terjadi di Kongo dengan 16 kasus. Menyusul Haiti 6 kasus, Mali 5, Abyei dan Ciprus masing-masing satu.
Dari 69 kasus di 2015, 38 kasus melibatkan personil militer, 16 kasus melibatkan polisi, dan 15 kasus melibatkan pekerja atau sukarelawan.
Laporan juga menyebutkan 23 kasus melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak dan 15 melibatkan hubungan seks ilegal dengan wanita di atas 18 tahun.
BELFAST TELEGRAPH | ABC NEWS | MECHOS DE LAROCHA