TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib mengatakan situasi negosiasi Indonesia dengan sejumlah negara pada pertemuan pejabat tinggi (senior official meeting) di hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) 2016 berlangsung baik dan ekstensif. "Inti utama pembahasan lebih pada bagaimana meningkatkan dan memperkuat language (bahasa) yang ada dalam deklarasi maupun resolusi yang akan dikukuhkan," ujar Kleib kepada wartawan di Jakarta Convention Center, Senayan, Minggu, 6 Maret 2016.
Kleib, yang memimpin pertemuan pejabat tinggi tersebut, mengatakan rancangan deklarasi KTT LB OKI 2016 sudah dibagikan ke negara anggota OKI sejak 2 minggu lalu. "Sejak itu hingga hari pelaksanaan, kami mendapat banyak masukan hingga beberapa hari lalu."
Setelah itu, kata Kleib, sudah terjadi banyak negosiasi antara tiga pihak, yaitu Indonesia, Palestina, dan negara-negara pengusul (isi deklarasi). "Lalu, negosiasi itu dibahas lagi dalam pertemuan pejabat tingkat tinggi lagi," kata Kleib.
Menurut Kleib, pertemuan tersebut berjalan dengan atmosfer kekeluargaan dan solidaritas tinggi. "Suasana sangat mengakomodasi upaya kami semua membantu penyelesaian konflik di Palestina, yang merupakan agenda utama konferensi ini."
KTT OKI 2016 berlangsung 6 Maret hingga 7 Maret 2016. Agenda utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah penyelesaian isu Palestina dan Al-Quads Al-Sharif.
Di hari kedua KTT OKI 2016, rencananya dibahas konflik kepentingan yang terjadi di tingkat internal dan eksternal di kawasan Timur Tengah, soal radikalisme dan terorisme, yang belakangan merebak, juga soal peningkatan pengungsi dari kawasan Timur Tengah ke Eropa.
YOHANES PASKALIS