TEMPO.CO, Tripoli - Pasukan pemerintah Libya yang diakui dunia internasional berhasil merebut kembali kawasan kunci di wilayah Benghazi dari milisi bersenjata. Keterangan tersebut disampaikan sumber militer, seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa, 23 Februari 2016.
Pasukan khusus pada Selasa, 23 Februari 2016, mengambil-alih kawasan Lithi, Benghazi, yang selama ini menjadi benteng pertahanan pejuang garis keras, termasuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), setelah bentrok sengit selama beberapa hari.
"Kami memasuki hampir semua sektor yang dikontrol oleh kelompok teroris di Lithi, Benghazi tengah," ucap sumber militer yang tak disebutkan namanya kepada AFP.
Fadel al-Hassi dari pasukan khusus Libya mengatakan kawasan tersebut secara keseluruhan telah dibebaskan. Warga merayakan kemenangan tersebut bersama militer loyalis pemerintah di jalan-jalan yang mereka kuasai. Mereka juga mengacungkan jari tanda victory di depan gedung-gedung yang hancur akibat hantaman artileri.
"Sejumlah warga pun mencoba memasuki Lithi untuk mendatangi rumah mereka, tapi dicegah oleh pasukan keamanan karena masih dibutuhkan waktu agak lama untuk menyapu bersih distrik tersebut," tulis AFP.
Sementara itu, Al Arabiya melaporkan, empat orang tewas dalam bentrok bersenjata di dekat ibu kota Libya, Tripoli, pada Selasa, 23 Februari 2016.
"Empat orang yang tewas itu adalah anggota Dewan Militer Sabratha yang mendukung aliansi milisi Fajr Libya menguasai Ibu Kota," ujar Hussein al-Dawadi, Wali Kota Sabratha, Tripoli barat.
AL JAZEERA | AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN