TEMPO.CO, Jakarta -Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diketahui telah sering merekrut anak-anak untuk menjalankan misi bunuh diri. Menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Pemberantasan Terorisme di West Point CTC Sentinel, jumlah anak-anak yang direkrut dan menjadi korban ternyata jauh dari apa yang pernah dipikirkan.
Menurut laporan tiga peneliti terorisme dari Universitas Negara Bagian Georgia, sebagaimana dilansir dari laman Daily Beast, Jumat, 19 Februari 2016, sedikitnya 89 anak laki-laki telah tewas dalam pertempuran atas nama ISIS dari Januari 2015 hingga Januari 2016.
Para peneliti menganalisis foto-foto yang diterbitkan bersama eulogi dan menemukan bahwa beberapa anak berusia lebih muda dari 12 tahun. Para peneliti mengelompokkan gambar, diperoleh sebagian besar dari Twitter dan saluran Telegram resmi ISIS, berdasarkan 24 variabel termasuk kewarganegaraan, lokasi kematian, dan ekspresi wajah dalam foto.
Mereka kemudian meneliti setiap foto dan menentukan kategori 8 sampai 12 tahun, 12 sampai 16, atau 16 sampa 18, untuk usia anak-anak yang menjadi korban.
Mereka mencoba menggunakan metrik yang dikembangkan para peneliti kasus pornografi anak sebagai panduan. "Ada metode di kasus porno anak untuk melihat hal-hal seperti rambut wajah, rambut tubuh, rambut kemaluan," kata Mia Bloom, seorang profesor dan penulis laporan itu, mengatakan kepada The Daily Beast. "Jelas, karena anak-anak ini tertutup, kami tidak mendapatkan itu."
Sebaliknya, mereka mengandalkan kriteria yang terlihat seperti struktur tubuh, struktur wajah, dan rambut wajah saat wajah anak-anak tidak ditutup. Mereka juga fokus pada rasio antara berbagai titik di wajah anak, yang cenderung berubah saat seseorang bertambah usia.
Laporan juga mengatakan anak-anak yang sebagaian besar bergabung tahun lalu berasal dari berbagai negara seperti Prancis, Inggris, Tajikistan, Sudan, dan Australia - sebagian besar berasal dari Suriah dan Irak.
Hampir 40 persen dari mereka meninggal dengan meledakkan kendaraan, 4 persen lebih melakukan serangan massal bunuh diri terhadap warga sipil, dan 33 persen lainnya meninggal sebagai prajurit.
Setengah dari anak-anak digambarkan tersenyum dalam foto-foto terakhir mereka, mungkin untuk membangkitkan citra bahwa milisi ISIS akan masuk surga setelah kematiannya, kata laporan itu.
THE DAILY BEAST | MECHOS DE LAROCHA