TEMPO.CO, Austin - Universitas Texas di Austin, Amerika Serikat, telah menyetujui rencana yang memungkinkan pemegang pistol berlisensi untuk membawa senjata ke dalam ruangan kelas. Universitas itu dipaksa menerapkannya di bawah undang-undang baru yang disetujui oleh para pemimpin negara bagian.
Pada 1 Agustus 2016, undang-undang yang disebut campus carry berlaku. Aturan itu memungkinkan orang di usia 21 tahun ke atas yang memiliki lisensi membawa senjata di semua ruang kelas dan gedung Universitas Texas, salah satu universitas terbesar negara dengan lebih dari 214 ribu mahasiswa.
Gubernur Greg Abbott, yang berasal dari Partai Republik, mengatakan hukum yang akan diterapkan itu bakal bisa mencegah penembakan massal karena seseorang dengan senjata berlisensi di kampus dalam keadaan siap menghadapi pria bersenjata.
Adapun orang yang menentang hukum terbaru ini adalah Presiden Universitas Texas sendiri, Gregory Fenves. "Saya tidak percaya pistol berada di kampus sehingga keputusan ini telah menjadi tantangan terbesar dari kepresidenan saya sampai saat ini," kata Fenves dalam sebuah pernyataan.
Fenves mengatakan ia juga mendengar keluhan dari siswa, orang tua, dan alumnus. "Sebagai seorang profesor, saya memahami kekhawatiran mendalam yang diangkat oleh begitu banyak orang. Namun, sebagai presiden, saya memiliki kewajiban untuk menegakkan hukum," kata Fenves.
Para pengajar Universitas Texas bahkan memprotes aturan, yang beberapa di antaranya mengatakan bahwa mereka takut membahas nilai siswa yang memegang pistol di tangan. Sedangkan para pengajar yang lain mengatakan orang muda dan senjata api merupakan sebuah kombinasi yang mematikan.
Namun, pada Desember, Jaksa Agung Ken Paxton, yang juga Republikan, memandang kebijakan seperti itu sebagai sesuatu yang ilegal. Undang-undang, menurut dia, memungkinkan adanya penolakan dari perguruan tinggi swasta, dan sebagian universitas swasta terkenal di Amerika dikatakan telah melakukannya.
Undang-undang itu diperkirakan mulai berlaku pada peringatan ke-50 tahun salah satu insiden penembakan paling mematikan di sebuah kampus Amerika. Ketika itu, siswa bernama Charles Whitman menewaskan 16 orang dengan menembak dari puncak menara jam di Universitas Texas.
DAILY MAIL | MECHOS DE LAROCHA