TEMPO.CO, Monterry - Kerusuhan yang menewaskan 52 narapidana terjadi di penjara Topo Chico di dekat kawasan Monterrey, bagian utara Meksiko, Kamis malam, 11 Februari 2016. Sebanyak 12 orang lainnya terluka akibat senjata tajam dan pukulan. Seperti yang dilansir oleh BBC, penjara ini ternyata memiliki sejumlah fakta kelam, sehingga tak heran jika kerusuhan terjadi di sana.
Berdasarkan data dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Mexico, pada 2014, Topo Chico dihuni oleh total 4.600 orang narapidana. Padahal, penjara tersebut sebenarnya dirancang untuk menampung hanya 3.635 orang narapidana. Kelebihan kapasitas penampungan itu membuat sejumlah tahanan terpaksa harus tidur di sepanjang koridor penjara.
Selanjutnya, berdasarkan laporan dari sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sel penjara Topo Chico tidak memiliki saluran air, cahaya, dan ventilasi udara.
Tahanan wanita di Topo Chico mengeluh seringkali dipaksa menjadi budak seks para tahanan pria.
Beberapa narapidana di Topo Chico merupakan kawanan kelompok kartel narkoba sadis di Meksiko, yaitu Los Zetas dan Gulf. Kedua kelompok itu saling menargetkan serangan satu sama lain. Salah satunya adalah serangan yang diduga memicu kerusuhan tadi malam.
Beberapa tahanan diketahui berhasil melarikan diri dari Topo Chico dengan cara menggali lubang dan membuat terowongan yang menembus tembok penjara.
Kepala petugas keamanan penjara Topo Chico diculik, dibunuh, dan dimutilasi pada 2011 lalu .
BBC | GHOIDA RAHMAH