TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan yang menewaskan 52 narapidana terjadi di penjara Topo Chico di dekat kawasan Monterrey, bagian utara Meksiko, Kamis malam waktu setempat, 11 Februari 2016. Sebanyak 12 orang lainnya terluka akibat senjata tajam dan pukulan.
Tak hanya itu api, membara di ruang penyimpanan. Meski demikian, situasi ketika itu dilaporkan masih terkontrol sehingga tak seorang pun tahanan yang kabur. Sementara itu, kerumunan warga dan keluarga narapidana memblokade jalan di sekitar penjara.
Mereka berusaha menarik pintu agar terbuka, namun tidak berhasil karena penjagaan petugas yang ketat. "Mereka tidak berkata sepatah kata pun, mereka tidak membiarkan kami masuk," ujar Ernestina, ibu dari salah seorang narapidana.
Keluarga narapidana panik sebelumnya panik, karena informasi yang beredar awalnya korban tewas lebih dari 60 orang. Kerusuhan terjadi menjelang dini hari dan berlangsung sekitar 30-40 menit. Kerusuhan itu melibatkan dua kelompok narapidana di tahanan.
Gubernur Nuevo Leon, Jaime Rodriguez mengatakan salah satu kawanan kelompok itu diketahui Juan Pedro Zaldivar Farias, anggota Zetas, kartel narkoba sadis. "Kartel itu dipimpin Jorge Ivan Hernandez Cantu yang teridentifikasi sebagai lawan kartel narkoba Gulf,” kata Jaime seperti dilansir dari BBC News.
Hingga kini, belum ada konfirmasi apakah keduanya masuk ke dalam daftar korban tewas. Jaime mengatakan seluruh narapidana yang tewas adalah pria dan lima orang di antara korban luka dalam kondisi kritis. "Kami dalam proses mengidentifikasi seluruh korban."
BBC | GHOIDA RAHMAH