TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Provinsi Kilis, Turki, Suleyman Tapsiz, mengatakan 35 ribu pengungsi sudah mencapai wilayah perbatasan Suriah-Turki pada hari Jumat, 5 Februari 2016. Jumlah ini jauh dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 20 ribu orang. Kilis adalah provinsi yang berbatasan dengan Suriah.
Para pengungsi ini melarikan diri dari serangan pemerintah Suriah terhadap posisi-posisi yang dikuasai para pemberontak di dekat Kota Aleppo.
Pemerintah Turki sebelumnya mengatakan siap membantu para pengungsi, tapi wilayah perbatasannya tetap ditutup.
"Pintu kami tidak tertutup, tapi saat ini tidak perlu menerima orang-orang itu di perbatasan kami," ujar Tapsiz, seperti dilansir BBC News, Minggu, 7 Februari 2016. Dia mengatakan Turki dapat menolong para pengungsi yang ada di wilayah Suriah.
Turki telah memasok makanan, tempat berlindung, dan selimut kepada ribuan warga sipil yang terdampar di perbatasan di wilayah Suriah. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Suriah dengan didukung serangan udara Rusia telah mendapatkan serangkaian kemenangan di sekitar kota terbesar Suriah itu.
Penolakan Turki membuka perbatasan ini mendapatkan tanggapan dari salah satu komisioner Komisi Eropa, Johannes Hahn. "Konvensi Jenewa masih valid. Konvensi itu menyatakan Anda harus menerima pengungsi," tutur Hahn kepada Turki.
BBC | ARIEF HIDAYAT