TEMPO.CO, Tainan - Sugiarti, 30 tahun, warga negara Indonesia yang tinggal di Tainan mengisahkan saat-saat gempa mengguncang tempat tinggalnya, Sabtu dini hari, 6 Februari 2016. ""Buat saya sangat mengerikan, dinding rumah bergoyang sangat kuat," kata Sugiarti yang telah berada di Tainan selama satu tahun. Sebelumnya dia bekerja selama tiga tahun di Ibukota Taiwan, Taipei.
Guncangan gempa dia rasakan sekitar pukul 3.57 sampai sekitar pukul 4.03. "Yang paling super guncangannya pukul 3.57 sampai 4.00. Gempanya ke kanan ke kiri, rumah terasa mau roboh," kata Sugiarti yang dihubungi Tempo lewat akun Facebook-nya.
Saat gempa terjadi, Sugiarti sedang tidur sambil menunggui ibu majikan yang menjadi tanggung jawabnya. Sang nenek, kata Sugiarti, tidak bisa tidur lantaran kakinya kram. "Baru saja nenek saya berdiri dekat lemari, tiba-tiba tempat tidur, dinding dan langit-langit bergoyang sangat keras," kata tenaga kerja Indonesia asal Mesuji, Lampung tersebut.
"Saya langsung loncat dari tempat tidur, mapah nenek. Saya suruh duduk di ranjang, lalu saya buka pintu bilang ke anak bos kalau ada gempa. Mereka juga bangun," kata wanita yang akrab disapa Gia tersebut.
Untunglah, di rumah majikan tidak banyak terdapat hiasan, sehingga tidak ada barang-barang yang jatuh. "Cuma lampu yang buat sembahyangan mengayun sangat kencang. Bunyinya juga lumayan keras," tambah dia.
Akibat gempa aliran air berhenti. Sugiarti mengaku belum mandi hingga saat bercakap-cakap dengan Tempo, Sabtu malam. Namun di tetap bersyukur listrik tetap menyala. Dia tinggal di Distrik An Nan, yang berjarak sekitar satu jam berkendara dari lokasi yang terparah dilanda gempa, dimana banyak gedng apartemen yang roboh.
Sugiarti mengaku bersyukur rekannya yang tinggal di Distrik Yonggang dikabarkan selamat. Kementerian Luar Negeri mengabarkan tidak ada WNI yang menjadi korban gempa hingga Sabtu sore. Ada sekitar 17 ribu WNI di Tainan.
Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter yang mengguncang Tainan, Taiwan Sabtu dini hari tersebut menewaskan sedikitnya 14 orang, 500 luka-luka, 30 hilang dan 17 apartemen ambruk atau rusak parah.
NATALIA SANTI