TEMPO.CO, Jakarta - Jepang menanggapi keras rencana peluncuran satelit observasi bumi Korea Utara. Negeri Sakura akan menembak jatuh roket jarak jauh yang melintasi wilayah udara mereka.
"Kami akan menghancurkan proyektil apa pun yang melintas dan berpotensi jatuh di wilayah kami (Jepang)," kata Gen Nakatani, Menteri Pertahanan Jepang, kepada Al Jazeera, Rabu, 3 Februari 2016. Proyektil yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah benda yang ditembakkan dengan peluncur roket.
Korea Utara, Selasa lalu, menyampaikan rencana peluncuran satelit observasi bumi yang akan beroperasi mulai 8 hingga 25 Februari 2016. Rencana itu disampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, peluncuran satelit tersebut dianggap sebagai ancaman keamanan regional dan melanggar pelarangan uji coba balistik.
Jepang menyatakan sudah memobilisasi militer mereka untuk menghadapi rencana peluncuran roket Korea Utara itu. Satu kapal perang jenis Aegis bersiap di pantai barat Jepang.
Korea Selatan tak ketinggalan mengecam keras tindakan tetangga mereka tersebut. Apalagi Korea Utara menyatakan telah melakukan uji coba bom hidrogen pada 6 Januari lalu.
"Kami peringatkan, jika benar-benar meluncurkan misil jarak jauh, Korea Utara akan membayar mahal konsekuensinya. Peluncuran itu mengancam keamanan Semenanjung Korea dan bagian dunia lain," kata pejabat kantor kepresidenan Korea Selatan, Cho Tae-yong, Rabu.
Di Washington, diplomat untuk Asia Timur, Daniel Russel, menyatakan rencana Korea Utara meluncurkan satelit menguatkan alasan masyarakat internasional menjatuhkan sanksi ke negara tersebut.
"Perilaku mereka (Korea Utara) telah membuat kekacauan,” kata Russel seperti dikutip dari Malaysiadigest.
AL JAZEERA | MALAYSIADIGEST | YOHANES PASKALIS
