TEMPO.CO, Washington - Facebook Inc melarang jual-beli senjata api di jejaring sosial online dan layanan berbagi fotonya. Langkah itu diambil sebagai akibat perdebatan di Amerika Serikat soal kepemilikan senjata setelah terjadi serangkaian penembakan massal.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendesak perusahaan media sosial menekan penjualan senjata yang dilakukan pada platform mereka. Pada Maret 2014, Facebook melarang penggunanya menjual ganja dan obat-obatan terlarang.
Dari kebijakan ini, Facebook melarang penjualan senjata api pribadi lewat iklan tanpa latar belakang atau menawarkan transaksi lintas negara Amerika tanpa diler berlisensi.
Menurut juru bicara Facebook, pengecer berlisensi masih dapat beriklan senjata api yang mengarah pada transaksi di luar layanan Facebook.
"Selama dua tahun terakhir, semakin banyak orang menggunakan Facebook untuk membeli dan menjual apa pun satu sama lain," kata Monika Bickert, seperti dilansir Reuters. Ia adalah Kepala Bidang Kebijakan Produk Facebook.
"Kami terus mengembangkan, menguji, dan meluncurkan produk baru untuk membuat pengalaman ini menjadi lebih baik bagi pengguna. Kami juga memperbarui kebijakan barang yang diatur untuk mencerminkan evolusi ini," ucap Bickert.
Facebook adalah jejaring sosial online paling populer di dunia dengan pengguna 1,59 miliar, 219 juta di antaranya berada di Amerika Serikat dan Kanada.
Nasional Rifle Association, kelompok yang menentang batas hak kepemilikan senjata di Amerika Serikat, belum berkomentar atas larangan oleh Facebook. Sedangkan kelompok advokasi peningkatan kontrol senjata justru memuji kebijakan baru tersebut.
"Para ibu berterima kasih atas iktikad yang ditunjukkan Facebook saat ini," ucap Shannon Watts, pendiri Moms Demand Action for Gun Sense di Amerika. Kelompok ini merupakan bagian dari Everytown untuk kampanye Gun Safety.
Watts menjelaskan, kebijakan Facebook dapat mencegah orang-orang berbahaya mendapatkan senjata dan bisa menyelamatkan banyak nyawa warga Amerika.
REUTERS | LARISSA HUDA