TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 33 pengungsi tewas setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di Laut Aegean, Sabtu, 30 Januari 2016. Kapal ini tenggelam ketika mencoba menyeberang dari Turki ke Yunani. Menurut media Turki, pengungsi berangkat dari Kabupaten Ayvacik, Provinsi Canakkale, menuju Pulau Lesbos, Yunani.
Kantor berita Turki, Anadolu Agency, melaporkan, 75 pengungsi berhasil diselamatkan. Dengan peristiwa ini, jumlah pengungsi yang telah meninggal dalam perjalanan ke Eropa sejauh ini mencapai lebih dari 250.
Pada 29 Januari 2016, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mencatat kematian sedikitnya 244 pengungsi dan migran yang berusaha mencapai Eropa melalui Laut Mediterania. Angka ini hampir tiga kali lebih tinggi daripada angka pada Januari 2015. Saat itu tercatat 82 orang meninggal. Pada 2014, jumlah pengungsi yang meninggal sebanyak 12.
Tahun lalu, sekitar 850 ribu pengungsi menyeberang ke Yunani dengan membayar sekelompok penyelundup. Dalam kesepakatan yang dibuat pada akhir November lalu, Turki berjanji membendung aliran pengungsi ke Eropa dengan imbalan uang tunai, visa, dan upaya bergabung dengan Uni Eropa.
Turki menjadi penampung 2,2 juta pengungsi Suriah. Mereka telah menghabiskan sekitar US$ 8,5 miliar atau Rp 116 triliun untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi pengungsi yang datang sejak awal perang saudara lima tahun lalu.
AL JAZEERA | ARKHELAUS