TEMPO.CO, Damaskus - Aktivis Suriah melancarkan kampanye menolak perundingan damai dengan pemerintah yang akan digelar pada Jumat, 29 Januari 2016, melalui media online "DontgotoGeneva".
Mereka menuduh oposisi yang diundang dalam pertemuan tersebut hanya mementingkan kelompoknya sendiri dan tidak memperhatikan keinginan masyarakat. "Jenewa 1, Jenewa 2, Riyadh 1, saya tidak apa semua itu... semua pembicaraan itu bohong belaka," kata seorang aktivis di Kota Aleppo, Suriah, yang tak bersedia menyebutkan namanya ketika berbicara kepada Al Jazeera.
"Ini di Suriah, kami tahu tidak akan ada yang berubah selama atau sesudah perundingan tersebut. Oposisi hanya menginginkan kemenangan politik. Jika mereka memang mewakili kepentingan rakyat Suriah, mengapa mereka di luar negeri?"
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, Staffan de Mistura, menyampaikan undangan tambahan, Selasa, 25 Januari 2016, kepada peserta lain dari Suriah untuk mengikuti perundingan damai di Jenewa.
Komite Negosiasi Tinggi (HNC) dari kelompok oposisi yagn dibentuk di Riyadh bulan lalu, pada Kamis, 28 Januari 2016, memutuskan turut hadir dalam perundingan damai di Jenewa pada Jumat, 29 Januari 2016.
Apapun yang dilakukan oleh komunitas internasional, menurut aktivis di Suriah , semuanya bakal sia-sia. Melalui jejaring media sosial yang diunggah di Twitter maupun Facebook mereka mengritik, "Perudingan itu tidak berguna."
Salah seorang aktivis menulsi di laman Twitter, "Jangan Pergi ke Jenewa. Kami tidak akan mengorban seluruh tumpah darah ini. Setengah juta nyawa telah hilang demi kepentingan pemerintah, geng kriminal, dan kaum oposisi palu."
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN