Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Hal Mendesak Soal Michael Bloomberg di Pilpres Amerika  

image-gnews
Michael Bloomberg. AP/Bebeto Matthews
Michael Bloomberg. AP/Bebeto Matthews
Iklan

TEMPO.CONew York - Pencalonan Michael Bloomberg dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016 dipertanyakan banyak pihak. Salah satu yang mempertanyakan adalah seorang blogger Charles J Reid, Jr yang diunggah oleh Huffington Post. Tahun ini memang menjadi kesempatan emas bagi bekas Wali Kota New York tersebut, jika tidak, pria berusia 74 tahun itu harus menunggu empat tahun lagi.

Sejumlah laporan, sebagaimana ditulis Huffington Post, edisi Selasa, 26 Januari 2016, menyebutkan dia kemungkinan bakal menghabiskan miliaran rupiah untuk mendanai hasratnya maju sebagai calon presiden Amerika.

Menurut laporan tersebut, ada tiga pertanyaan mendasar yang perlu dipertimbangkan oleh Bloomberg jika ikut bertarung dalam pemilihan presiden Amerika. Pertama, adakah kesempatan bagi dia melamar sebagai calon presiden dan sebagai orang ketiga karena sebelumnya sudah banyak calon yang diusung partai politik, baik Demokrat maupun Republik. Kedua, apa alasan dia ikut bertarung. Ketiga, bisakah dia memenangkan pertarungan tersebut. 

Republik sudah menggadang-gadang Donald Trump dan Ted Cruz. Keduanya telah mendapatkan jalan lempang dari Republik untuk maju sebagai calon presiden mendatang. Meskipun Trump dianggap kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial, Republik tetap akan mengusungnya menjadi calon presiden. Di antara pernyataan Trump yang mendapatkan kritik publik adalah soal pelarangan imigran muslim masuk Amerika.

Bagaimana dengan Demokrat? Partai ini juga telah menyiapkan jagoannya untuk berkuasa di Amerika, yakni bekas Menteri Luar Negeri di masa pemerintahan Presiden Barack Obama dan senator New York, Hillary Clinton. Calon lain yang menjadi gacoan Demokrat adalah Bernie Sanders. Baik Clinton maupun Sander dianggap oleh Demokrat memiliki program jempolan jika salah satu di antara keduanya terpilih menjadi Presiden Amerika. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan demikian, di mana posisi Bloomberg di antara dua partai politik besar di AS tersebut? Pertanyaan muncul kembali, apakah Bloomberg rasional mencalonkan diri? Menurut blogger ini, Bloomberg "hanya" memiliki pengalaman di bidang ekonomi ketika berkarier di Wall Street serta mengendalikan kerajaan bisnisnya.

Jika Bloomberg tetap maju sebagai kandidat, dia sepertinya akan memusatkan perhatian pada masalah-masalah ekonomi. Mampukah Bloomberg menjadi pemenang pada pemilihan presiden mendatang? Jika ingin tetap maju sebagai calon ketiga, Bloomberg harus menunjukkan keistimewaannya bila dibandingkan dengan kedua calon lainnya, baik dari Republik maupun Demokrat.

HUFFINGTON POST | CHOIRUL AMINUDDIN 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berikut Surat Anies Baswedan ke Pendiri Bloomberg Philanthropies yang Viral

4 Oktober 2021

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memakai baju batik bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu 2 Oktober 2021. Kegiatan berbaju batik saat bersepeda itu sebagai bentuk perayaan memperingati Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Berikut Surat Anies Baswedan ke Pendiri Bloomberg Philanthropies yang Viral

Dalam surat itu, Anies Baswedan memberitahukan soal Jakarta yang kini tengah berusaha untuk melindungi warga DKI Jakarta dari paparan asap rokok.


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19