TEMPO.CO, London - Iklan pertama bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, berisi seruan larangan warga muslim masuk ke Amerika.
Materi iklan ini ulangan dari pernyataan Trump terkait dengan insiden penembakan, yang diduga dilakukan pasangan muslim di San Bernardino, California, awal Desember 2015, yang menewaskan 14 orang.
BACA: Donald Trump Tuding Hillary Clinton dan Obama 'Arsitek' ISIS
Trump ketika itu mengatakan "Islam memicu kebencian terhadap Amerika". Selama pemerintah masih mencari tahu akar persoalan itu, sebaiknya semua muslim "tak dibolehkan masuk ke Amerika".
Pernyataan ini langsung memicu kecaman baik dari dalam maupun luar Amerika, termasuk dari Kementerian Pertahanan, yang menyebut pernyataan itu "membahayakan keamanan Amerika".
BACA: Dikritik Hillary Clinton, Donald Trump: Hati-hati Berbicara!
Di Inggris pernyataan Trump mendorong pengusulan petisi agar pemerintah Inggris melarang masuknya Trump. Hingga akhir Desember petisi tersebut didukung lebih dari 500 ribu tanda tangan.
Iklan pertama Trump yang disiarkan berbagai stasiun televisi di Amerika juga memasukkan janji Trump, "melumpuhkan ISIS dan menyita minyak mereka".
BACA: Satu dari Tiga Orang Inggris Dukung Trump Larang Muslim
Dimasukkan pula seruan untuk menghentikan arus imigrasi dari Meksiko. Trump menganggarkan dana tak kurang dari US$ 2 juta atau sekitar Rp 26,8 miliar per pekan untuk kampanye melalui televisi.
BBC INDONESIA | BC
BERITA MENARIK
Zidane Tangani Real Madrid, Begini Riwayat Kariernya
Sehari Diunggah, Foto Ini Sudah Di-Like Satu Juta Kali