TEMPO.CO, Washington - Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang bermarkas di Pentagon mengklaim serangan udara AS menewaskan seorang militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terlibat dengan pimpinan perencanaan bom bunuh diri di Paris bulan lalu pada Selasa, 29 Desember 2015.
Juru bicara Operation Inherent Resolve, operasi militer AS terhadap ISIS, Steve Warren, menyebutkan militan ISIS yang tewas itu adalah Charaffe al-Mouadan, 27 tahun, warga Prancis. Ia memiliki hubungan langsung dengan pemimpin serangan Paris, Abdelhamid Abaoud, yang tewas pada 24 Desember kemarin.
"Al-Mouadan terlibat aktif dalam merencanakan serangan di Paris bagian barat," ujar Warren. "Kami terus memburu pemimpin ISIS yang bekerja untuk menginspirasi serangan terhadap AS dan sekutu kami. Selama perencana serangan ISIS masih beroperasi, militer AS akan tetap memburu dan membunuh mereka."
Al-Mouadan yang memiliki julukan ‘Souleymane’ merupakan teman Samy Amimour, salah seorang dari tiga pengebom bunuh diri yang menewaskan 90 orang dalam sebuah konser di Bataclan, 13 November 2015. Menurut laporan Le Parisien, al-Mouadan merupakan tokoh karismatik yang menjalani pelatihan senjata di Paris sejak Maret 2012.
Sepuluh pemimpin ISIS juga dilaporkan tewas dalam serangan udara yang dilancarkan AS selama sebulan kemarin. Berdasarkan laporan dari Turki, seorang warga Inggris dan dua warga Pakistan pun ditangkap karena dicurigai sebagai anggota kelompok teroris itu. Sebelumnya, kepolisian Belgia mengumumkan mereka menangkap sepuluh pria yang mengaku merencanakan serangan di sana.
Selain itu, menurut Warren, anggota ISIS lainnya yang juga memiliki hubungan dengan jaringan serangan Paris, Abdul Qader Hakim, tewas di Mosul pada 26 Desember 2015. Dengan terbunuhnya beberapa pimpinan ISIS, organisasi tersebut akan kehilangan kepemimpinannya. Namun Warren mengingatkan, "Bagaimanapun juga, mereka tetap memiliki taring."
THE GUARDIAN | ANGELINA ANJAR SAWITRI