TEMPO.CO, Kairo - Otoritas Mesir, Senin, 28 Desember 2015, menahan empat pemimpin gerakan pemuda pelaku perlawanan terhadap bekas Presiden Husni Mubarak pada 2011.
Menurut pejabat di pengadilan, penahanan terhadap pemimpin Gerakan 6 April itu berlangsung sebulan sebelum peringatan kelima revolusi penggulingan terhadap Mubarak yang jatuh pada 25 Januari 2011.
Para pemuda yang ditahan itu adalah Sherif Arubi, Mohamed Nabil, Ayman Abdel Megid dan Mahmud Hesham. Mereka, jelas pejabat pengadilan, menjalani tahanan rumah pada Senin pagi, 28 Desember 2015, waktu setempat.
"Empat orang itu dituding menggelorakan kekerasan dan akan ditahan selama 15 hari di bawah penjagaan," kata pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya.
Sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, pengganti Mubarak, pada Juli 2013, penguasa menindak tegas seluruh bentuk oposisi. Militer mengadopsi hukum baru pada November 2013 terhadap para demonstran yang melakukan aksi tanpa mengantongi izin dari kepolisian.
Ratusan pengunjuk rasa dari kelompok Islam termasuk pula puluhan kaum sekular dan sayap kiri telah dibui sesuai dengan hukum baru yang diberlakukan oleh penguasa militer Mesir.
Alaa Abdel Fattah, seorang pemimpin aktivis sekuler dalam aksi menjatuhkan Mubarak, diperam dalam penjara selama lima tahun. Adapun saudara perempuannya, Sanaa Seif, mendekam dalam bui dua tahun. Sedangkan pendiri Gerakan 6 April, Ahmed Maher, diganjar kurungan besi tiga tahun.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN