TEMPO.CO, Dallas - Sedikitnya 43 orang dikabarkan tewas menyusul badai tornado yang menghantam berbagai kawasan di selatan dan barat Amerika Serikat selama lima hari. Selain melumat jiwa, badai tornado, banjir, dan salju juga menghancurkan ratusan rumah, tempat bisnis, serta jalur transportasi.
Untuk mengantisipasi bencana ini, kantor meteorolgi dan geofisika AS mengeluarkan peringatan bahwa tornado bakal mengarah ke Texas, Arkansas, Lousiana, Oklahoma dan Mississippi. Pemerintahan negara bagian Missouri, Oklahoma, dan New Mexico telah menyatakan dalam kondisi darurat.
Dari Illinois diperoleh informasi, tiga orang dewasa dan dua bocah tersapu banjir ketika mereka berada di dalam mobilnya. Adapun di Texas, sedikitnya 11 orang tewas akibat dilibas tornado dengan kecepatan 300 kilometer per jam.
Ratusan rumah di Texas hancur menjadi puing dan puluhan mobil terbang dari jalanan. Lima orang di negara bagian ini meninggal di dalam mobilnya ketika melintasi jalan tol di Kota Garland. "Mereka tak sempat menyelamatkan diri," kata Pedro Barineau, polisi setempat.
"Berkali-kali sirine berbunyi di kawasan tersebut, namun tidak ada orang yang mendengarkan bunyi sirine tanda ada tornado karena mereka sedang mengendarai kendaraannya di jalan bebas hambatan. Mereka juga tidak tahu kalau sirine bakal mati dan tornado datang sangat cepat dalam hitungan detik," ucap Barineau.
Angin puting beliung di negara bagian ini, jelas Barineau, membuat mobil terbang melayang sejauh beberapa meter termasuk menumbangkan pepohonan. "Sejumlah gereja juga hancur," ucapnya. "Kehancuran total," kata Barineau. "Ini peristiwa yang sangat mengerikan, berlangsung sehari setelah Natal."
Gubernur Texas, Greg Abbott, dalam keteranganya kepada media mengatakan bahwa Dallas dan beberapa kawasan lainnya dalam kondisi darurat bencana. Dia juga memperingatkan warga agar berhati-hati terhadap luncuran salju di sebelah barat negara bagian termasuk meluapnya air sungai.
Cuaca buruk di kawasan tersebut memaksa sekitar 1.500 penerbangan pada Ahad, 27 Desember 2015, dibatalkan. "Separuh dari pembatalan penerbangan itu terjadi di Dallas," kata otoritas penerbangan Amerika Serikat.
BBC | CHOIRUL AMINUDDIN