TEMPO.CO, Mombasa - Sebuah pesawat dari maskapai Air France tujuan Paris dari Mauritius, terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Moi di Mombasa, Kenya, karena adanya bom palsu.
Seperti dikutip dari BBC, pilot pesawat berjenis Boeing 777 yang membawa 459 penumpang dan 14 kru pesawat ini, memutuskan mendarat di bandara terdekat setelah mengetahui penemuan benda yang diduga bom di dalam toilet pesawat itu.
Kepala Maskapai tersebut, Frederic Gagey, mengatakan benda yang mencurigakan itu berbentuk kardus berisi kertas dilengkapi timer. Ia mengatakan benda tersebut tak memiliki bahan peledak sehingga tak terdeteksi saat pemeriksaan keamanan di bandara Mauritius.
Menurut keterangan pejabat kepolisian setempat, benda itu ditemukan seorang penumpang. Menurut dia, bom palsu itu terlihat seperti sebuah stopwatch yang dipasang dalam sebuah kotak.
CNN melaporkan empat orang ditahan terkait dengan kasus itu. Mereka merupakan penumpang pesawat tersebut.
Benoit Lucchini, salah satu penumpang, mengatakan bahwa para penumpang sangat tenang menghadapi situasi tersebut, dan kru pesawat memberitahukan kepada para penumpang bahwa pesawat itu sedang dialihkan karena masalah teknis. “Pesawat turun perlahan-lahan sehingga kami menyadari mungkin ada yang salah,” ucapnya.
Ia melanjutkan, kru pesawat Air France bekerja sangat baik sehingga bisa membuat para penumpang tetap tenang dan diam. Frederic Gagey juga mengungkapkan ia berterima kasih kepada para kru dan otoritas Kenya atas penanganan mereka dalam insiden ini.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bom palsu yang telah terjadi empat kali sejak serangan bom di Paris bulan lalu. Pesawat Air France tersebut lepas landas dari Mauritius pada pukul 01.00 GMT atau pukul 08.00 WIB menuju Bandara Charles de Gaulle yang berada di Paris.
Prancis masih bersiaga tinggi menyusul serangan bom dan penembakan di Paris yang menewaskan 130 orang. ISIS mengatakan melakukan serangan itu dalam menanggapi aksi militer Prancis di Suriah.
BBC | CNN | DIKO OKTARA