TEMPO.CO, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin berharap senjata nuklir tidak akan digunakan untuk melawan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pernyataan tersebut muncul setelah kapal selam Rusia di Mediterania meluncurkan peluru kendali ke posisi milisi ISIS di Suriah pada Selasa, 8 Desember 2015.
Pada pertemuan di Moskow, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melaporkan kepada Putin bahwa rudal 3M-54 Kalibr dari kapal selam Rostov-on-Don berhasil memukul target ISIS di Raqqa.
Putin berkata, "Rudal dapat dilengkapi baik dengan hulu ledak konvensional maupun nuklir yang, saya harap, tidak akan pernah diperlukan." Demikian dilaporkan Russia Today seperti dikutip dari laman IB Times, 9 Desember.
Shoigu menambahkan, bomber Tu-22 juga telah terbang dari pangkalan mereka di Rusia dan mengambil bagian dalam 60 serangan selama tiga hari terakhir. Di antara target yang hancur terdapat fasilitas minyak ISIS, serta pabrik dan gudang amunisi.
Para pejabat Amerika Serikat menegaskan kepada AP jika militer mereka telah diberi tahu sebelum Rusia meluncurkan serangan tersebut.
MECHOS DE LAROCHA | IB TIMES