TEMPO.CO, Washington, DC - Hillary Clinton, calon Presiden Amerika Serikat, menyampaikan tanggapannya atas insiden penembakan yang terjadi di pusat latihan difabel, The Inland Regional Center, di San Bernardino, California, Rabu, 2 Desember 2015.
Tanggapan tersebut Hillary sampaikan melalui kicauannya di Twitter. “Menolak menerima kejadian ini sebagai hal yang normal. Kita harus mengambil tindakan untuk menghentikan kejahatan senjata api sekarang,” cuitnya.
Kandidat Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, juga menyampaikan tanggapannya dan mendoakan para petugas yang berada di lokasi. “Penembakan itu tampaknya buruk. Inilah saat ketika polisi sangat dihargai,” kata Trump.
Sedikitnya 14 orang tewas dan puluhan lain mengalami luka-luka akibat insiden ini. Penembakan tersebut terjadi kurang dari satu minggu setelah seorang penembak menewaskan tiga orang dan melukai sembilan lain dalam penembakan membabi buta di klinik Planned Parenthood di Colorado Springs, Colorado.
Oktober 2015, seseorang juga membunuh sembilan orang di sebuah kampus di Oregon. Dan Juni lalu, seseorang berkulit putih membunuh sembilan anggota jemaat gereja berkulit hitam di Carolina Selatan.
Menurut beberapa saksi mata, para penembak di The Inland Regional Center mengenakan baju antipeluru dan datang dengan mobil SUV hitam. Tiga di antaranya berhasil melarikan diri setelah melakukan penembakan. Sedangkan yang lain diyakini masih berada di dalam gedung.
BBC | INGE KLARA