TEMPO.CO, Idlib - Sedikitnya 44 orang tewas dan puluhan lain mengalami luka-luka diduga akibat gempuran udara Rusia pada Ahad, 29 November 2015. "Serangan udara itu menghantam pasar padat pengunjung di Provinsi Idlib," ujar sejumlah aktivis kepada Al Jazeera.
Syrian Observatory for Human Rights, organisasi pemerhati hak asasi manusia berbasis di London, mengatakan serangan itu menghantam Kota Ariha, yang dikuasai aliansi pemberontak, termasuk Front Nusra. "Selain membidik pasar, serangan itu menyasar sejumlah kawasan," tutur Observatory.
Saluran televisi berita lokal Ariha al-Youm melaporkan, jet tempur Rusia menghamburkan bom klaster yang mengenai sejumlah kawasan. Adapun televisi prooposisi, Orient TV, mengatakan, akibat serangan tersebut, setidaknya 40 orang tewas.
Meski demikian, menurut Direktur Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdulrahman, jumlah korban tewas lebih banyak daripada yang disebutkan sejumlah media. "Setidaknya 60 orang tewas dan puluhan lain mengalami luka-luka akibat serangan tersebut."
Pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia tidak bersedia memberikan komentar mengenai serangan mematikan tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN