TEMPO.CO, New York - Akademi militer West Point di New York Amerika Serikat telah melarang tradisi perang bantal di antara pelajar setelah penyelengaraan tahun ini berakhir dengan puluhan orang menderita luka, patah tulang dan ancaman tindakan hukum.
Taruna tahun pertama - pria dan perempuan muda Amerika Serikat - dijuluki "plebes", mengatur tradisi perang bantal tahunan setiap bulan Agustus sebagai cara untuk membangun persahabatan setelah pelatihan musim panas yang panjang.
Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan taruna sering memasukkan benda keras di dalam bantal - termasuk helm - meskipun tentara mengatakan kebanyakan luka disebabkan oleh siku atau karena terjatuh.
Sebuah investigasi menyimpulkan bahwa taruna senior gagal melakukan kontrol sebagaimana tradisi itu berubah menjadi kekerasan yang lebih besar.
Sebelumnya seorang juru bicara akademi, Letkol Christopher Kasker, pada September 2015, mengatakan tidak ada rencana untuk mengakhiri perang bantal tahunan. "West Point memuji semangat taruna untuk maju dan menyesalkan cedera yang dialami sesama taruna," katanya.
"Kami sedang melakukan penyelidikan yang tepat ke dalam penyebab cedera." Namun pernyataan berubah pada Rabu, 25 November 2015, ketika dia mengatakan acara telah dilarang.
"Setelah tidak secara resmi disetujui, sekarang resmi dilarang, dan kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk memastikan bahwa semua fakultas, staf, pemimpin, Korps Taruna dan semua orang di West Point tahu bahwa (tradisi) itu tidak akan ditoleransi," kata Letnan Jenderal Robert Caslen, demikian dikutip dari laman Telegraph, 26 November 2015.
TELEGRAPH.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA