TEMPO.CO, Damaskus - Kelompok pemerhati hak asasi manusia mengatakan serangan udara Rusia terhadap wilayah kedaulatan Suriah sejak September 2015 telah menewaskan 400 warga sipil.
Syrian Observatory for Human Rights, sebuah organisasi pengawas hak asasi manusia berbasis di London, menjelaskan, serbuan yang dilancarkan sejak 30 September 2015 hingga 20 November 2015 menyebabkan setidaknya 203 penduduk sipil meninggal, termasuk 97 jiwa anak-anak melayang.
Sementara itu, Syrian Network for Human Right, kelompok hak asasi lainnya, menguraikan, sedikitnya 526 orang tewas berikut 137 anak-anak sejak Rusia melancarkan serangan udara di Suriah.
Kantor berita RIA mengutip keterangan Menteri Pertahanan Rusia, Senin, 23 November 2015, mengatakan angkatan udara Rusia telah melakukan 141 gempuran mendadak dan menghantam 472 sasaran di Suriah akhir pekan ini.
"Jet Rusia tersebut menghantam target di Aleppo, Damaskus, Idlib, Latakia, Hama, Raqqa, Homs, dan Deir Az Zor," kata Menteri.
Menurut Observatory, serangan angkatan udara pasukan pemerintah Suriah di Douma, Ahad, 22 November 2015, menewaskan sedikitnya tujuh orang, termasuk tiga anak. Douma adalah kawasan di luar Ibu Kota Damaskus.
"Adapun serangan yang dilesakkan pada Sabtu, 21 November 2015, di Aleppo, menewaskan tujuh penduduk sipil," kata Observatory.
Rusia untuk keempat kalinya melakukan serangan melalui kapal perang dengan menembakkan misil permukaan dari Laut Kaspia. Tembakan itu ditujukan terhadap basis pertahanan ISIS.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN