Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

EKSKLUSIF DARI PARIS: Saya Muslim, Saya bukan Teroris

image-gnews
Anas al-Ayoubi, pengungsi dari Suriah di Paris, Perancis. Purwani Diyah Prabandari/Tempo
Anas al-Ayoubi, pengungsi dari Suriah di Paris, Perancis. Purwani Diyah Prabandari/Tempo
Iklan

TEMPO.CO, PARIS -Seorang pria bertampang Arab berdiri di Place de la Republique, Paris. Di dekat patung yang dikelilingi buket kembang dan beragam surat duka kepada para korban, dukungan ke masyarkat Muslim dan juga Prancis, ia berdiri sambil mengangkat kertas besar di dadanya. 

Pesan tulisan berbahasa Prancis dan Arab. “Saya Muslim. Saya bukan teroris. Kami cinta orang-orang di sini, di Prancis,” pria tersebut menerjemahkan tulisan yang dipegangnya kepada Tempo, Kamis 19 November 2015.

Gerimis petang itu tak membuatnya enyah dari plaza yang selalu penuh orang setelah serangan teroris  Jumat 13 November 2015 malam lalu di beberapa lokasi yang ramai di Paris, baik yang dengan bom maupun hujan tembakan. Tak pernah lama sendirian, beberapa orang mendatanginya hanya dalam hitungan menit.

Obrolan pun terjadi. Ada yang sebentar, ada pula yang agak panjang. Tak sedikit yang memeluknya. Bahkan seorang perempuan muda merangkulnya lama setelah obrolan agak panjang.

Warga Paris mengungkapkan belasungkawa dan menyampaikan rasa perlawanannya atas teror di depan Gedung Bataclan Paris, Prancis, 17 November 2015. Tempo/Purwani Diyah Prabandari

Pria tersebut adalah seorang pengungsi dari Suriah. Ia adalah Anas al-Ayoubi. Pria 35 tahun ini datang ke Prancis setahun silam, lewat Turki. Ia datang mencari sebuah kehidupan. Namun beberapa serangan teroris di Paris seperti Januari lalu di mana kantor Charlie Hebdo diserang dan Jumat malam lalu membuatnya lebih sulit.

Maka ketika serangan terjadi Jumat malam lalu Anas pun langsung berniat melakukan sesuatu. “Saya sudah empat hari di sini, melakukan ini,” ujarnya. “Dari pukul 3.30 hingga 10 malam.”

SIMAK: Si Cantik, Pengembom Bunuh Diri, Sepupu Otak Teror Paris?

Respon yang diterimanya kebanyakan bagus. Setiap hari ratusan orang menghampirinya. Kebanyakan pada ramah.  Banyak yang memberikannya semangat. “Terima kasih untuk pesan yang Anda sampaikan, Anda Muslim dan Anda bukan teroris. Muslim bukan teroris,“ katanya, sambil menambahkan bahwa banyak orang Nasrani yang mendatanginya.  Banyak pula yang memeluknya. “Bahkan ada seorang perempuan menangis.”

SIMAK: EKSKLUSIF TEMPO: Saint Denis, Seusai Penggerebekan Teroris Paris  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Selama empat hari aksi tersebut hanya dua kali ia mendapat respon negatif. Pertama, seorang pria menghampirinya dan mengatakan langsung kepadanya: Muslim teroris.  “Itu dilakukan orang Arab dengan bahasa Arab,” ujarnya.

 Kali lain, ada orang yang ngedumel: Islam, teroris…. Anas pun mengajaknya bicara. “Tenanglah, kita bisa bicara, tapi dengan tenang,” Anas mengulang ajakannya ke orang tersebut. Tetapi jawaban yang diterimanya: tidak…tidak… Pria tersebut langsung pergi.

Sejumlah pasukan militer Perancis berpatroli di St. Denis, pinggiran utara Paris, Perancis, 18 November 2015. Pemerintah Perancis terus meningkatkan keamanan usai terjadinya aksi teror pada 13 November silam di sejumlah tempat di Paris. AP Photo

 Anas ingin menjelaskan ke publik bahwa tindakan teror bukan atas nama Islam. Ia juga mengucapkan terima kasih bahwa ia diterima selama ini di Paris. Ia menyatakan tak mendapat perlakuan buruk.

 Anas tak sendirian di Place de la Republique. Seorang temannya bergabung melakukan aksi serupa. “Ia bilang mau gabung, ya saya ajak saja, ayuk.”

SIMAK: EKSKLUSIF: Serunya Cerita Penggerebekan Teroris Paris

 Anas tak khawatir, atau bahkan takut, akan menjadi sasaran kemarahan atau “balas dendam”.  Tampang Arab dan janggutnya cukup mengundang perhatian. Apalagi ia berasal dari Suriah, di mana salah satu tersangka teroris memegang paspor Suriah.  “Kalau kami harus takut, hanya takut pada Tuhan,” ujarnya.

 PURWANI  DIYAH  PRABANDARI (Paris)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

2 hari lalu

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi. Reuters
Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.


Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

10 hari lalu

Suasana peringatan
Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.


Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

10 hari lalu

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan mengevakuasi Adrea Zoe, pelancong asal Prancis, yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Minggu, 7 April 2024. Foto: Istimewa
Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

11 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

15 hari lalu

Seorang anak laki-laki Palestina berjalan di lokasi serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 27 Maret 2024. Israel tetap melancarkan serangan walaupun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengesahkan resolusi seruan gencatan senjata segera di Jalur Gaza Palestina. REUTERS/Bassam Masoud
Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.


Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

16 hari lalu

April Mop Happy Fool Day by Boldsky
Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

20 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

21 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron melihat ke bawah di samping Menteri Luar Negeri dan Eropa Prancis Catherine Colonna selama konferensi kemanusiaan internasional untuk warga sipil di Gaza, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, Prancis, pada 9 November 2023. Reuters
Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza


Tak Perlu Naik Menara Eiffel, Turis Bisa Menikmati Pemandangan Kota Paris Gratis di Gedung Ini

21 hari lalu

Menara Eiffel, Paris. Unsplash.com/Denys Nevozhai
Tak Perlu Naik Menara Eiffel, Turis Bisa Menikmati Pemandangan Kota Paris Gratis di Gedung Ini

Galeries Lafayette Paris Haussmann, sebuah bangunan abad ke-19, bisa jadi alternatif Menara Eiffel.


18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

22 hari lalu

Militer Yordania menjatuhkan bantuan dari udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara