TEMPO.CO, Paris - Polisi antiteror Prancis terus memburu pihak-pihak yang terlibat dalam teror di Paris. Mereka menemukan sekelompok orang yang diduga terkait dengan kelompok penyerang itu di sebuah apartemen di Saint Denis, kota di pinggiran Paris.
Seperti dilansir Straits Times pada Kamis, 18 November 2015, terjadi baku tembak kelompok bersenjata dengan polisi dan seorang wanita melakukan aksi bom bunuh diri. Sebelum meledakan diri, wanita ini bersama sejumlah anggota kelompoknya melakukan perlawanan dengan senapan serbu AK-47.
Seorang sumber lain menambahkan bahwa suara ledakan terdengar sangat jelas di seluruh kota Saint-Denis, wilayah bagian utara Paris tersebut.
Hayat, 26 tahun, penghuni apartemen tersebut, keluar untuk menghabiskan malam ketika tembakan terdengar setelah pukul 04.00 pagi waktu setempat.
"Saya mendengar suara tembakan dan ledakan besar," katanya. "Saya bisa saja terkena peluru. Saya tidak pernah berpikir teroris bisa bersembunyi di sini."
Beberapa warga sekitar telah dievakuasi, dengan beberapa di antara terlihat masih mengenakan pakaian tidur dan pihak berwenang memperingatkan warga agar menjauhkan diri dari jendela.
Selain itu, polisi melakukan beberapa penggerebekan di selatan-barat Prancis, di Ariege, Toulouse, dan Haute-Garonne.
Penggerebekan itu sendiri merupakan bagian dari operasi penangkapan Abdelamid Abaaoud, yang diduga kuat menjadi otak serangan teror Paris pada Jumat dinihari, yang menewaskan sedikitnya 129 orang dan melukai ratusan lainnya.
Bukan hanya aksi bom bunuh diri, ancaman bom juga memaksa dua penerbangan Air France dari Amerika Serikat yang akan menuju Paris dialihkan pada Selasa malam. Satu jet terbang dari Bandara Internasional Los Angeles harus mendarat di Salt Lake City dan satu penerbangan lain dari Washington Dulles, dekat Washington, DC, mendarat di Halifax, Nova Scotia, demikian dikatakan Air France.
"Penerbangan menjadi target ancaman dari pelaku anonim yang diterima melalui telepon setelah lepas landas," kata juru bicara Air France, Christophe Paumier, dikutip dari laman NBC News, 18 November 2015.
Air France kemudian meminta pesawat mendarat lebih awal sebagai tindakan pencegahan. Mereka mengevakuasi penumpangnya ke pesawat lain. "Pemerintah setempat melakukan inspeksi lengkap atas pesawat, penumpang, dan barang bawaan mereka," ujar maskapai tersebut.
Seorang penumpang dalam penerbangan dari Los Angeles, Keith Rosso, mengatakan kepada NBC News bahwa sekitar dua jam berada dalam penerbangan, karena mereka sedang makan di kelas bisnis, pramugari buru-buru meraih piring dan mengumumkan pesawat itu melakukan pendaratan darurat. Ia mengatakan bus bandara sedang menunggu ketika pesawat tiba di Salt Lake City dan penumpang dibawa ke lokasi lain sesaat setelah turun.
FBI di Salt Lake City mengatakan evakuasi yang mereka lakukan dengan bus adalah salah satu tindakan lembaga penegak hukum dalam merespons ancaman teror. Sedangkan Polisi Royal Canadian Mounted mengatakan mereka menggunakan anjing polisi terlatih untuk mendeteksi bahan peledak saat menyapu pesawat yang mendarat di Halifax.
Juru bicara maskapai, Paumier, mengatakan pesawat Air France 55 dari Washington Dulles memuat 234 penumpang dan pesawat 65 dari Los Angeles memuat 473 penumpang. Pesawat 55 adalah Boeing 777 dan pesawat 65 adalah pesawat Airbus 380.
STRAITS TIMES| NBC NEWS | YON DEMA | MECHOS DE LAROCHA