Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serangan Paris, Inilah Korban Keganasan Bom Mematikan

image-gnews
Warga menyalakan lilin sebagai penghormatan terhadap korban penembakan Paris di Budapest, Hungaria, 16 November 2015. Penembakan di Paris menewaskan 100 orang dan 200 orang lainnya terluka. Balazs Mohai/MTI via AP
Warga menyalakan lilin sebagai penghormatan terhadap korban penembakan Paris di Budapest, Hungaria, 16 November 2015. Penembakan di Paris menewaskan 100 orang dan 200 orang lainnya terluka. Balazs Mohai/MTI via AP
Iklan

TEMPO.CO, Paris - Serangan bom simultan di sejumlah tempat di Paris pada Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat, telah menewaskan sedikitnya 129 orang dan melukai lebih dari 50 korban lainnya. Inilah para korban tewas itu, terdiri dari mahasiswa, orang tua, dan pengantin baru.

Guillaume Decherf
Dia seorang ayah dari dua orang perempuan dan berprofesi sebagai jurnalis di majalah musik Prancis, Les Inrockuptibles. Dia tewas dalam serangan ketika menyaksikan konser musik band Eagles of Death Metal di gedung Bataclan.

Dari pihak majalah menerangkan, pria 43 tahun itu bekerja di perusahaannya sejak 2008 dan semestinya dia meliput Motorhead di Paris, Ahad depan atau hanya sebulan setelah Decherf meresensi album terakhir Death Metal.

"Seluruh isi editorial majalah dipersembahkan untuk kematiannya. Perasaan kami senantiasa bersama keluarga dan orang-orang yang dicintai," tulis majalah ini dalam situs website.

Aurelie de Peretti
Aurelie de Peretti, 33 tahun, melakukan perjalanan ke Paris selama beberapa hari bersama sahabatnya. Traveling itu dilakukan sebagai hadiah setelah bekerja keras di sebuah restauran di Prancis selatan.

Dia tewas dalam serangan ketika menyaksikan pertunjukan kelompok musik cadas Eagles of Death Metal di gedung konser Bataclan, Paris, Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat.

Ayah Aurelie adalah seorang jurnalis untuk surat kabar dalam naungan Nice Matin. "Tragis, tidak adil, dan sangat sedih atas kehilangan dia," ucap ayahnya, Jean-marie de Peretti, dengan nada pilu.

Dia sedang menghabiskan waktunya beberapa hari di Paris untuk liburan setelah bekerja keras di rumah makan di pantai Prancis selatan pada musim panas lalu. "Perjalanan ke Paris itu hadiah dari perusahaannya," kata ayahnya kepada AFP.

Ayahnya menambahkan, Aurelie adalah seorang disain grafis, cintanya pada musik sangat besar dan pandai memainkan gitar serta piano. "Dia sempat bercerita kepada kami tentang konser musik ini dan ini adalah perjalanannya selama berbulan-bulan. Sekarang, kami tidak akan pernah melihat dia lagi."

Saudara Aurelie, Delphyne, berkata kepada koran Le Parisien, "Aku merasa seperti ada seseorang yang barus saja diamputasi dariku."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nick Alexander
Keluarga Nick Alexander, warga negara Inggris, yang menjual berbagai pernak pernik Eagles of Death Metal, menyampaikan penghormatan untuk pria berusia 36 tahun itu dalam sebuah pernyataan, "Nick bukan hanya sebagai saudara laki-laki, putra, dan paman kami, melainakn seorang sahabat yang melebihi siapapun. Dia murah hati, lucu, dan sangat setia." Keluarganya menambahkan, "Nick meninggal saat sedang melakukan pekerjaan yang dia cintai."

Helen Wilson mengatakan kepada harian Telegraph, Inggris, dia bersama Nick menyaksikan konser ketika dia tewas. "Dia tidak bernapas lagi, dan aku memeluknya, dia berada dalam pelukanku seraya kukatakan, aku mencintaimu."

Polina Buckley, seorang perempuan tinggal di New York, mengunggah sejumlah foto bersama Nick Alexander. "Selama hidupku, aku selalu mencintaimu Nick," tulisnya.

Nohemi Gonzalez
Nohemi Gonzalez, seorang mahasiswa Universitas California, tewas setelah mendapatkan tembakan ketika berada di restauran Petit Cambodge di Distrik 10, Paris, Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat.

Ibu gadis berusia 23 tahun, Beatrice Gonzales, mengatakan kepada televisi Amerika Serikat, "Nohemi adalah seorang gadis muda yang sangat kuat." Pacarnya, Tim Mraz, mengunggah fotonya di instagram seraya mengatakan, "Aku telah kehilangan seseorang yang sangat penting dalam hidupku."

Gonzales belajar disain di kampus Long Beach, Universitas California. Keberadaannya di paris adalah untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa. "Saya sangat sangat sedih mendengar kabara meninggalnya mahasiswa Long Beach Universitas California, Nohemi Gonzales," kata Jane Close Conoley, Dekan Kampus Longh Beach Universitas California.

Asta Diakite
Sepupun Asta Diakite, pemain sepak bolah nasional Pracis, Lassana Diarra, mengumumkan kematiannya di akun Twitter. "Dia seperti seorang bagi saya."

Lassana Diarra sedang bermain untuk tim Prancis dalam laga persahabatan melawan Jerman di Stade de France ketika tiga ledakan bom itu terjadi pada Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat.

ABC | CHOIRUL AMINUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Salah Abdelsalam. Foto : Wikipedia
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup


Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Sketsa seniman pengadilan Prancis Elisabeth de Pourquery yang menunjukkan Salah Abdeslam, salah satu tersangka kelompok yang diduga melakukan serangan Paris November 2015, dipajang di atas meja selama wawancara dengan Reuters di rumahnya di dekat Paris, Prancis, 27 September. 2021. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang


Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]
Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.


Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

20 Juni 2017

Sebuah mobil menabrak van polisi di Avenue des Champs-lysees di Paris. REUTERS
Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.


Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah


Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.


Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

12 Oktober 2016

Peringatan yang dikeluarkan polisi Prancis lewat twitter tentang Salah Abdeslam, tersangka pelaku teror di Paris, pada November 2016. Salah Abdeslam ditangkap polisi antiteror Belgia, pada 18 maret 2016. REUTERS/POLICE NATIONALE
Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.


Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

1 Agustus 2016

Pastor Abbe Jacques Hamel (kiri). Gereja Gambetta di Saint-Etienne-du-Rouvray. mirror.co.uk
Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.


Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

28 Juli 2016

Seorang polisi berjaga di depan Balai Kota setelah dua penyerang menyandera lima orang di Gereja Saint-Etienne-du -Rouvray, Normandy, Prancis, 26 Juli 2016. Ini merupakan serangan teroris kedua di Prancis selama bulan Juli. REUTERS/Pascal Rossignol
Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.


JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

16 Juli 2016

Wakil Presiden Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto
JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.