TEMPO.CO, Paris - Pascatragedi serangan teror yang melanda Paris, Prancis, pengguna Facebook di seluruh dunia ramai-ramai menunjukkan rasa simpati dengan membuat tampilan foto profilnya bergambar bendera Prancis.
Jaringan media sosial terbesar di dunia, Facebook, menyediakan layanan untuk mendorong semua penggunanya melapisi gambar profilnya dengan bendera Biru Putih Merah itu.
Tapi hal tersebut tampaknya tidak disetujui seorang wanita asal Prancis. Ia menolak mengubah profil Facebook-nya. Adalah Charlotte Farhan, editor majalah online, Art Saves Lives International, yang memprotes hal itu.
Seperti dilansir Mirror pada 15 November 2015, Farhan mengumumkan bahwa dia tidak akan mengubah foto profilnya menyusul serangan teror tersebut melalui postingan-nya.
"Saya tidak akan mengubah profil saya untuk bendera Prancis, meskipun saya orang Prancis dan dari Paris. Alasannya, saya salah jika saya melakukan ini hanya untuk Paris. Jika saya melakukan ini untuk setiap serangan di seluruh dunia, saya harus mengubah profil saya beberapa kali sehari," tulis Farhan dalam postingan di Facebook.
Farhan berpendapat bahwa tidak adil jika orang hanya berduka untuk Paris. Seharusnya peristiwa mengerikan lain yang terjadi di seluruh dunia setiap hari juga perlu mendapat perhatian.
Menurut Farhan, perang terjadi hampir di seluruh dunia dan tak ada seorang pun yang peduli terhadap hal itu. Pembelaan terhadap kemanusiaan juga, bagi dia, tidak harus didasari kepentingan tertentu.
"Hati saya ada untuk seluruh dunia, tidak ada batas, tidak ada hierarki, saya memegang nilai kehidupan setiap manusia yang diserang tanpa berdasarkan agama, prasangka, atau keuntungan!"
Majalah Art Saves Lives International, tempat Farhan bekerja, merupakan sebuah majalah yang concern terhadap isu-isu kemanusiaan dan terbit setiap tiga bulan sekali.
Peristiwa teror Paris terjadi pada Jumat malam, 13 November 2015, yang menewaskan sedikitnya 160 orang dan ratusan lainnya mengalami cedera serius.
MIRROR | DAILY RECORD | YON DEMA | MECHOS DE LAROCHA