TEMPO.CO, Paris - Michael O'Connor, 30 tahun, rela mengorbankan dirinya demi kekasihnya saat serangan teroris terjadi di gedung Bataclan Paris Prancis, Jumat malam waktu setempat. Saat para penembak memasuki gedung dan menembaki secara acak para penonton, ia dan kekasihnya langsung tiarap di atas lantai.
"Kupegang pacarku dan kutarik dia ke bawah untuk melindunginya. Kami mencoba untuk keluar, tapi kondisi sedang serba kacau dan kita tak bisa keluar," kata Michael kepada kantor berita CNN Sabtu, 14 November 2015.
Baca juga:
Drama Teror Paris: Allahu Akbar, Isi Pelor Lagi, Lalu Tembak-tembak!
Heboh Penjara Buaya Budi Waseso:1.000 Buaya Ada Syaratnya
Awalnya, ia menyangka serangan tersebut akan membuatnya tewas. Michael O'Connor, 30 tahun, rela mengorbankan dirinya demi kekasihnya saat serangan teroris terjadi di gedung Bataclan Paris Prancis, Jumat malam waktu setempat. Saat para penembak memasuki gedung dan menembaki secara acak para penonton, ia dan kekasihnya langsung tiarap di atas lantai.
"Kupegang pacarku dan kutarik dia ke bawah untuk melindunginya. Kami mencoba untuk keluar, tapi kondisi sedang serba kacau dan kita tak bisa keluar," kata Michael kepada kantor berita CNN Sabtu, 14 November 2015.
Awalnya, ia menyangka serangan tersebut akan membuatnya tewas. Ia melihat para teroris menyuruh para penonton untuk berbaring sebelum akhirnya menembaki mereka. Para teroris ini bahkan menembaki mereka yang menggunakan kursi roda dengan senapan mesin.
Michael yang berasal dari Shields Selatan, Tyneside Selatan sempat berkata pada kekasihnya. "Aku mencintaimu," katanya sambil bersiap untuk meregang nyawa. Namun sang kekasih menguatkan Michael dengan berkata bahwa mereka tak akan mati di sini.
Michael dan pacarnya sedang menyaksikan penampilan dari band asal California, Eagles of Death Metal di gedung itu. Kemudian Michael sempat melihat dua orang muda yang muncul dari belakang panggung. "Salah satunya terlihat muda, tapi saat itu benar-benar kabur," kata Michael. Kedua orang ini kemudian mengeluarkan senapannya dan mulai menembaki penonton.
Keadaan gedung menjadi mencekam. Para penembak ini menurut Michael terlihat sangat tenang saat menembaki para penonton, pun saat mengisi ulang peluru mereka. Michael yang masih menindihi kekasihnya, melihat banyak orang di sekitarnya yang juga terbaring di lantai bersamanya. Diantara mereka juga tewas, jadi mayat. "Banyak yang terluka di sekitar kita, tapi ada juga yang jelas-jelas sudah tewas," Michael bercerita.
Baca juga:
Drama Teror Paris: Allahu Akbar, Isi Pelor Lagi, Lalu Tembak-tembak!
Heboh Penjara Buaya Budi Waseso:1.000 Buaya Ada Syaratnya
Para korban terluka ini tidak menangis atau mengerang, atau bahkan mengeluarkan suara. "Mereka jelas sekali berusaha diam agar tidak mula ditembaki lagi," ujar Micahel. Ia dan kekasihnya akhirnya bisa selamat dari serangan yang menewaskan lebih dari 80 orang itu.
Serangan itu sendiri merupakan salah satu dari serangan lain yang dilakukan oelh kelompok militer ISIS di Paris Prancis pada Jumat malam. Di enam lokasi berbeda di Paris,mereka melancarkan serangan yang menewaskan lebih dari 100 jiwa.
EGI ADYATAMA | MIRROR.CO.UK
Baca juga:
Penyerang Itu Bernama Omar Mostefai
Drama Teror Paris: Allahu Akbar, Isi Pelor Lagi, Lalu Tembak-tembak!