TEMPO.CO, Jakarta - Tak tebersit di benak seluruh awak band Eagles of Death Metal, bahwa konser mereka di gedung Bataclan, Paris, Prancis, pada Jumat malam kemarin berakhir dengan horor. Padahal, band asal Palm Desert, California, ini terkenal dengan gayanya yang humoris.
Dalam akun Facebook resminya, Eagles of Death Metal menyatakan dukacitanya atas tragedi ini. "Kami saat ini masih mencoba untuk memastikan keamanan dan keberadaan dari seluruh kru dan anggota band kami. Simpati kami bersama seluruh orang-orang yang terlibat dalam situasi tragis ini." Kabar terakhir menyebutkan seluruh anggota band sudah ditemukan dan dalam keadaan baik-baik saja.
BACA: TEROR PARIS: Terungkap, Inilah Mostefai, Si Penebar Maut Itu
Eagles of Death Metal muncul pertama kali pada 1998 dalam album The Desert Sessions Volumes 3 & 4, milik drumer mereka Josh Homme alias Carlo Van Sexron. Josh kemudian memutuskan untuk menggarap Eagles of Death Metal secara lebih serius. Keseriusan ini membuahkan hasil, yaitu terbitnya album pertama Eagles of Death Metal, Peace, Love, Death Metal pada 2004.
Mengusung genre rock, band ini beranggotakan enam orang yaitu Jesse Hughes pada vokal dan gitar, Josh Homme yang menggebuk drum dan perkusi, Dave Catching pada gitar dan vokal, Matt McJunkins membetot bas, Julian Dorio pada drum, dan Eden Galindo memetik gitar. Setelah album pertama mereka pada 2004, mereka membuat tiga album lagi. Zipper Down adalah album terakhir yang mereka rilis pada 2010.
BACA: TEROR PARIS: Para Penebar Maut Ada 3 Tim, Ada yang Lain?
Pada Jumat, 13 November 2015, mereka menghelat konser di gedung Bataclan, Paris, Prancis. Mereka berhasil menjual habis tiket konser. Namun serangan mematikan di tengah pertunjukan jadi mimpi buruk. Teroris mulai menembaki pengunjung secara acak dan menewaskan lebih dari seratus orang. Serangan di Bataclan menjadi serangan dengan jumlah korban terbanyak dari enam titik lokasi serangan yang terjadi Jumat malam, waktu setempat, itu.
BACA: TEROR PARIS: Terkuak, Teroris Berlagak Jadi Pengungsi
Salah seorang penonton konser mengatakan kengerian saat teror terjadi di dalam gedung tersebut. "Aku tak menyangka apa yang sedang terjadi saat itu-di lantai satu tempat pertunjukan-kami sedang mendengarkan musik dan tiba-tiba kami mendengar suara tembakan, suaranya cukup keras. Awalnya kami sangka itu sebuah lelucon. Aku tak sepenuhnya percaya. Tapi tembakan terjadi terus-menerus, dan orang-orang mulai berteriak dan bersembunyi dibalik kursi. Saat itulah aku menyadari aku harus segera pergi dari situ,"
EGI ADYATAMA | BILLBOARD | WIKIPEDIA
PARIS DITEROR
TEROR PARIS, Hampir 130 Tewas: 3 Skenario di Balik Serangan
Usai Teror Paris, Kedutaan Perancis di Jakarta Dijaga Polisi