TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Paris mengatakan telah menemukan sebuah paspor milik warga negara Suriah yang tercecer di dekat salah satu mayat pelaku bom bunuh diri di Stadion Stade de France, Paris, Jumat, 13 November 2015. Reuters melansir berita itu mengutip salah satu polisi setempat yang menolak disebutkan namanya, Sabtu, 14 November 2015.
Serangan teror mematikan di dekat stadion tersebut terjadi saat pertandingan persahabatan antara Jerman dan Prancis berlangsung. Di dalam stadion, Presiden Prancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman sedang menonton pertandingan. Saat bom meledak, Presiden Hollande dan Angela Merkel berhasil dievakuasi.
PARIS DITEROR
TEROR PARIS, Hampir 130 Tewas: 3 Skenario di Balik Serangan
Usai Teror Paris, Kedutaan Perancis di Jakarta Dijaga Polisi
Polisi segera menyelamatkan para pemain dan penonton. Sekitar 80 ribu penonton diminta memasuki arena lapangan dan digiring keluar saat situasi aman. Di luar stadion, lima orang menjadi korban tewas ledakan bom bunuh diri. Sejumlah korban selamat menuturkan para pelaku memakai rompi berisi bom yang tersusun rapi.
ISIS mengklaim menjadi dalang peristiwa itu. Seperti dilansir Reuters, Sabtu, 14 November, ISIS menyatakan telah mengirim “kader” dengan rompi bom bunuh diri plus senjata mesin ke sejumlah lokasi di jantung ibu kota Prancis. Mereka merancang ini dan memberi pesan bahwa Prancis akan menjadi target utama jihad selama negara ini terus menentang kebijakan mereka.
Meskipun ISIS mengklaim menjadi dalang, polisi dan kejaksaan Paris menyatakan masih terlalu dini menyebut pelaku berasal dari Suriah. Sebab, di pasar gelap, banyak ditemukan paspor palsu.
REUTERS | TELEGRAPH
BACA JUGA
Heboh Penjara Buaya Budi Waseso: 1000 Buaya Itu Ada Syaratnya
Teror Paris Ledakan Saat Pemain Prancis Bawa Bola