TEMPO.CO, Paris - Ledakan terjadi di dekat stadion sepak bola di Paris, Prancis, yang tengah memainkan pertandingan persahabatan antara Jerman dan Prancis, Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat. Mengutip polisi, televisi Prancis melaporkan, setidaknya 60 orang tewas dan lusinan lain terluka dalam serangan teror tersebut.
Presiden Francois Hollande segera mengadakan pertemuan kabinet darurat dan mengumumkan bahwa Prancis telah menutup perbatasan.
Francois Hollande mengatakan skala serangan teroris kali ini belum pernah terjadi sebelumnya di Paris. "Ada beberapa lusin orang tewas dan banyak lagi yang terluka. Ini sungguh mengerikan," ucap Hollande dalam pidato yang disiarkan secara nasional.
Simak: Begini Detik-detik Serangan Bom Teror Paris
Hollande menyatakan telah mengerahkan semua kekuatan untuk menetralkan ancaman dan mengamankan semua bidang.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Washington menyatakan ikut berbelasungkawa dan menawarkan bantuan. "Sekali lagi, kami telah melihat upaya keterlaluan untuk meneror warga sipil tak berdosa," tuturnya.
Menurut dia, serangan ini tidak saja ditujukan kepada Paris. “Tapi ini serangan terhadap seluruh umat manusia dan nilai-nilai universal yang kita bagi," katanya, seperti dikutip NYTimes.com. Situs berita ini menulis, serangan di Paris ini tampaknya terkoordinasi dengan baik.
TULUS WIJANARKO | NYTIMES.COM
Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Ini Rangkaian Teror Paris: Stadion Bola hingga Konser Rock