Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muslim Rohingya Anggap Pemilu Myanmar Tak Pernah Ada  

image-gnews
Warga beristirahat di kamp pengungsian etnis Rohingya yang hancur dihantam badai di Rakhine, Myanmar 4 Agustus 2015. Myanmar meminta bantuan internasional untuk menyediakan makanan, tempat tinggal sementara dan pakaian untuk lebih dari 210.000 warganya yang menjadi korban badai disertai hujan lebat. REUTERS/Soe Zeya Tun
Warga beristirahat di kamp pengungsian etnis Rohingya yang hancur dihantam badai di Rakhine, Myanmar 4 Agustus 2015. Myanmar meminta bantuan internasional untuk menyediakan makanan, tempat tinggal sementara dan pakaian untuk lebih dari 210.000 warganya yang menjadi korban badai disertai hujan lebat. REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Yangon - Para pemimpin Myanmar mengatakan pemilihan umum Minggu, 8 November 2015, akan menjadi pemilu paling inklusif di negara ini dalam beberapa dekade. Namun, untuk 1 juta muslim Rohingya yang tinggal di Rachine, di daerah perbatasan dengan Bangladesh, pemilu kali ini tidak mencerminkan kebebasan. Bahkan mereka menganggap pemilu kali ini tidak pernah ada.

Selama tiga tahun terakhir, ribuan warga Rohingya dikejar dan disiksa dalam bentrokan mematikan dengan umat Buddha dan pasukan keamanan. Puluhan ribu orang telah melarikan diri ke desa-desa dan kamp pengungsi. Mereka tidak dimasukkan ke daftar pemilih dan dilarang memilih.

"Kami diperlakukan seperti binatang," kata Thein Maung, 45 tahun, seorang pengungsi Rohingya yang diwawancarai di kamp Da Paing luar Sittwe, ibu kota Negara Bagian Rachine, Jumat, 6 November 2015. 

Situs Stripes.com menggambarkan kondisi mereka yang harus hidup berimpitan dengan 10 anggota keluarga atau lebih berada dalam satu gubuk darurat. Penghuni kamp mengatakan mereka kekurangan kayu bakar, air, dan makanan, serta terpaksa menyuap penjaga keamanan untuk meninggalkan kamp agar mendapatkan perawatan medis.

"Mereka mengatakan hanya menjaga kami di sini untuk sementara," kata Thein Maung. "Tapi bagaimana bisa sementara jika kami telah di sini selama tiga tahun dan kami tidak pernah dapat meninggalkan kamp?"

Stripes melaporkan, meskipun Myanmar telah menjadi negara yang jauh lebih terbuka sejak pemilihan umum terakhir 2010, kelompok hak asasi manusia mengatakan masih ada krisis kemanusiaan yang berkembang di daerah terhadap etnis minoritas, terutama di Negara Bagian Rachine.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Abu Seedik, penghuni kamp, mengatakan ia hidup damai di sebuah desa terdekat dengan istri dan 12 anak ketika kekerasan sektarian meledak pada 2012. "Mereka membakar rumah kami dan kemudian orang banyak serta pasukan keamanan mengepung desa kami," katanya sambil menambahkan bahwa putri bungsunya, 8 bulan, meninggal dalam api. "Tanpa makanan atau tempat tinggal, kami pindah ke kamp Da Paing, di mana keluarga sekarang tinggal di sebuah pondok jerami kecil."

Suku Rohingya diperkirakan datang ke Myanmar pada abad ke-19 dari India dan Bangladesh, tapi dokumentasi yang ada diakui kurang untuk membuktikan kebenarannya. Di Rachine, pejabat pemerintah dan banyak orang Myanmar menolak menggunakan kata "Rohingya". Mereka menyebut warga Rohingya sebagai para pengungsi Bengali atau imigran ilegal yang harus kembali ke negara asal mereka. Kamp-kamp, para pejabat mengatakan, dirancang untuk memberi para pengungsi tempat tinggal sementara sampai mereka pergi.

Dalam pemilihan umum Myanmar 2010, puluhan ribu warga Rohingya dikatakan bisa mendaftar dan memilih. Tapi, pada Februari 2015, pemerintah Thein Sein, mantan jenderal militer, mencabut dokumen identifikasi pemilih untuk sekitar 750 ribu di Myanmar, banyak di antaranya Rohingya. Kebijakan itu memaksa kaum Rohingya harus membuktikan bahwa mereka telah tinggal di Myanmar selama 60 tahun atau, jika tidak, harus menghadapi deportasi.

Aktivis Rohingya menyalahkan kebijakan sebagai praktek ekstrem Buddhisme oleh kelompok nasionalis. Salah satunya Asosiasi Patriotik Myanmar atau Ma Ba Tha. Tokoh kelompok tersebut adalah Ashin Wirathu, seorang biksu Buddha Myanmar yang telah mendukung dan mendorong rencana Thein Seine mengusir etnis Rohingya dari Myanmar.

STRIPES.COM | MECHOS DE LAROCHA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

2 hari lalu

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.


Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

8 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi yang sekarang kosong terlihat di tepi danau Inya Yangon, 4 Juli 2009. REUTERS/Louis Charbonneau
Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu


Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

26 hari lalu

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk berbicara saat konferensi pers di Amman, Yordania 10 November 2023. REUTERS/Alaa Al Sukhni
Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.


Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

59 hari lalu

Lokasi pertemuan menteri-menteri luar negeri Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Luang Prabang, Laos, Minggu 28 Januari 2024. ANTARA/Kyodo
Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.


Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Rumah Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi terlihat di Yangon, Myanmar, 18 Oktober 2018. REUTERS/Ann Wang
Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.


Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Sejumlah pengunjuk rasa turun ke jalan saat ikuti aksi protes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 19 Februari 2021. Aksi demo telah terjadi di sejumlah kota Myanmar. Massa anti kudeta berhari-hari turun ke jalan meneriakkan
Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.


Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Sebuah unit pemberontak dari Tentara Pembebasan Rakyat Bamar terlihat dalam gambar selebaran tak bertanggal ini di lokasi yang dirahasiakan di hutan Myanmar tenggara. Tentara Pembebasan Rakyat Bamar via REUTERS
Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.


Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Maung Saungkha. Bamar People's Liberation Army/Handout via REUTERS
Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.


Mahkamah Agung Myanmar Tolak Banding Aung San Suu Kyi

8 Oktober 2023

Aung San Suu Kyi. REUTERS/Athit Perawongmetha
Mahkamah Agung Myanmar Tolak Banding Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi, mantan pemimpin sipil Myanmar, menghadapi hukuman hingga 27 tahun penjara.


Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

12 September 2023

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi. REUTERS/Alishia Abodunde
Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi, tidak pernah bisa berkomunikasi dengan sang ibu sejak peraih nobel itu ditahan.