TEMPO.CO, Paris - Rusia mengutuk majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, karena menerbitkan dua kartun tentang kecelakaan pesawat di Gurun Sinai yang menewaskan 224 orang.
Satu gambar menunjukkan puing-puing serta bagian tubuh dari milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terbaring dengan judul "ISIS: Penerbangan Rusia Mengintensifkan Pengeboman".
Foto lain menunjukkan tengkorak dengan sepasang kacamata hitam menggantung dan puing-puing dari pesawat jatuh di latar belakang. Foto itu berjudul "Bahaya dari Penerbangan Murah Rusia".
Menanggapi kartun Charlie Hebdo, juru bicara Vladimir Putin mengatakan itu tidak dapat diterima. "Ini tidak ada hubungannya dengan demokrasi atau ekspresi diri. Ini adalah penistaan," ucapnya, seperti dilansir Guardian, Sabtu, 7 November 2015.
Ia menuturkan bagaimana pun Moskow tidak berencana membuat pengaduan resmi.
"Kita seharusnya tidak lagi mengomentari berita dengan cara yang berbeda atau tidak mengatakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan kesedihan yang terjadi. Jika demikian, itu menjadi masalah bagi kebebasan berekspresi," ujarnya.
Sedangkan negara tempat Charlie Hebdo berkarya, Prancis, melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan wartawan di Prancis bebas mengekspresikan pendapat mereka dan pihak berwenang tidak bisa ikut campur.
Namun kartun kecelakaan pesawat yang diterbitkan pada Rabu lalu itu belum banyak dibahas di media Prancis dan media-media lain di seluruh dunia.
THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA