TEMPO.CO, KAIRO - Para penyelidik menganalisa isi kotak hitam pesawat Rusia yang jatuh di Sinai Mesir pada 31 Oktober lalu akhirnya bertemu pada satu kesimpulan. Mereka menyakini, 90 persen suara yang mereka dengar pada detik terakhir di rekaman kotak hitam Metrojet 9268 Rusia milik Kogalymavia itu adalah ledakan yang diakibatkan oleh bom.
"Berbagai indikasi dan analisis soal suara dalam kotak hitam itu menunjukkan, itu adalah bom" kata seorang penyelidik Mesir kepada Reuters, Minggu 8 November 2015.
Penyelidik Mesir yang menolak disebutkan namanya menegaskan lagi."Kami 90 persen yakin itu adalah bom," ujarnya. Diminta untuk menjelaskan sisanya marjin 10 persen dari keraguan, penyidik enggan menjelaskan. "Saat ini saya tak bisa membicarakannya" ujarnya.
Kepala tim penyidik Mesir Ayman al-Muqaddam pada Sabtu 7 November 2015 mengatakan temuan terbaru mereka, bahwa ledakan di pesawat adanya ledakan bahan bakar. Ia juga menyebutkan, mode auto pilot masih aktif ketika insiden itu terjadi dan suara telah terdengar di detik terakhir dari rekaman kokpit. Karenanya, Ayman menyebut terlalu dini untuk menarik kesimpulan, kalau pesawat jatuh karena bom.
Muqaddam menolak kesimpulan sejumlah negara, termasuk kawasan Eropa dan Amerika, akan kemungkinan adanya bom di dalam pesawat. Meski pun fakta serpihan pesawat juga tersebar di wilayah seluas 13 kilometer sehingga memunculkan teori bahwa pesawat pecah di udara.
Baca Juga:
Militan ISIS yang memerangi pasukan keamanan Mesir di Semanjung Sinai telah menyatakan bahwa merekalah yang menjatuhkan Airbus A321 milik Rusia yang jatuh 23 menit setelah tinggal landas dari bandara Sharm al-Sheikh sepekan lalu dalam rute ke St Petersburg sehingga menewaskan seluruh dari 224 orang yang berada di dalamnya.
Seorang penyelidik menyebutkan, konfirmasi bahwa militan menjatuhkan pesawat bakal merugikan industri pariwisata yang selama ini menguntungkan Mesir setelah kekacauan politik di negeri itu, bertahun -tahun ini. Kondisi ini kian terlihat setelah beberapa negara Eropa menghentikan penerbangan ke Sharm al-Sheikh dan tujuan lainnya.
WDA | REUTERS