TEMPO.CO, Kairo - Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi mengatakan Kairo sama sekali tak merasa ragu bekerja sama dengan Moskow. Kerja sama itu guna mengungkap penyebab kecelakaan yang menyebabkan pesawat penumpang Metrojet Rusia jatuh di Gurun Sinai pada Sabtu pagi, 31 Oktober 2015, waktu setempat.
Di tengah sebuah simposium pendidikan yang diorganisasi angkatan bersenjata di Kairo pada Minggu, 1 November 2015, Presiden Mesir meminta masyarakat tidak berspekulasi mengenai jatuhnya angkutan udara tersebut. Ia berujar, publik harus menunggu hasil investigasi lengkap oleh pihak berwenang.
"Dalam kasus kecelakaan ini, harus diserahkan kepada ahlinya. Tidak boleh ada spekulasi mengenai alasan di balik penyebab kecelakaan karena kasusnya sedang dalam penyelidikan dan menyangkut masalah teknis yang rumit," ucap El-Sisi.
Mesir dan Rusia memiliki hubungan politik dan militer yang mesra sejak El-Sisi terpilih menjadi presiden pada 2014. Pada Sabtu petang lalu, Jaksa Agung Mesir Nabil Ahmed Sadek menyetujui permintaan Rusia untuk mengizinkan para ahli Rusia turut ambil bagian dalam investigasi penyebab kecelakaan pesawat yang menyebabkan 224 penumpang dan kru tewas di Gurun Sinai tersebut.
Sadek membentuk sebuah komite teknis dari Kementerian Perhubungan Udara Sipil Mesir pada Ahad lalu untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu bersama perwakilan Rusia. Komite ini bertugas, antara lain, menginspeksi potongan puing pesawat yang berada di kawasan Hassana, berjarak sekitar 70 kilometer sebelah selatan Kota El-Arish, Sinai utara. Mereka juga ditugaskan menganalisis kotak hitam pesawat yang berisi data penerbangan.
Baca Juga:
Airbus A321 yang dioperasikan maskapai penerbangan Kogalymavia, Rusia, jatuh setelah kehilangan kontak dengan radar di menara pengawas sekitar setengah jam setelah lepas landas. Kecelakaan itu menewaskan semua penumpang dan awak kabin, termasuk 25 anak-anak.
AHRAMONLINE | CHOIRUL AMINUDDIN