TEMPO.CO, KAIRO - Perdana Menteri Mesir Sharif Ismail menyangkal klaim kelompok militan yang menamakan dirinya negara Islam atau ISIS, bahwa merekalah yang bertanggungjawab atas jatuhnya pesawat Metrojet Rusia yang jatuh di Sinai.
Sharif menilai, kendala teknis jadi kemungkinan terbesar penyebab kecelakaan pesawat Metrojet Rusia dengan penerbangan KGL9268 di Sinai. "Para pakar sudah menyatakan itu tidak mungkin terjadi karena ketinggian pesawat saat terbang," ujar Sharif Ismail seperti dikutip BBC, Minggu, 1 November 2015.
Sinai sendiri adalah lokasi dimana kelompok jihad yang mengklaim dirinya adalah bagian dari ISIS itu, biasa bermukim. Penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat terus dilakukan di kawasan ini, dengan melibatkan pasukan militer Mesir.
Seperti halnya Mesir, Menteri Transportasi Rusia Maksim Sokolov kepada kantor berita Interfax juga menegaskan, tak bisa mempercayai klaim ISIS. "Belum ada bukti yang mengindikasikan bahwa pesawat jadi sasaran," kata Sokolov.
Berdasarkan data radar, Metrojet Rusia turun dengan kecepatan lebih dari 6.000 kaki per menit sesaat sebelum kecelakaan. Pesawat dengan penumpang 200 orang dewasa, 17 anak-anak, dan 7 kru itu jatuh kurang dari 25 menit setelah lepas landas dari resor Laut Merah Sharm el-Sheikh. Seluruh jenazah 17 anak-anak sudah ditemukan.
Kepala otoritas penerbangan sipil Mesir mengatakan, 214 penumpang di antaranya adalah warga Rusia dan tiga warga Ukrania. Sebagian jenazah korban telah dievakuasi ke Kairo.
WDA | BBC | REUTERS